JAKARTA, KalderaNews.com – Berkaca pada kebocoran data pengguna Tokopedia dan Bhinneka, keamanan siber kini menjadi prioritas setiap perusahaan dan pengguna, terlebih di tengah serangan siber yang nyata-nyata makin marak di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini.
Kasus pertama yang dikuak Washington Post para April 2020 lalu yakni serangan siber dan penipuan digital (digital scam) pada sejumlah rumah sakit yang makin meningkat semenjak pandemi. Rumah sakit di Illinois diserang hacker dengan meminta ransom USD 300,000.
Hal yang sama terjadi di UK pada 9 Mei 2020 lalu. Serangan ini diasosiasikan sebagai serangan Rusia dengan maksud mencuri medical trial record dari lab di UK yang sedang melakukan penelitian novel coronavirus.
BACA JUGA:
- Buruan, 75 Beasiswa Master (S2) Double Degree Swiss German University Tutup 15 Juni 2020
- Lanskap Strategi Bisnis di Tengah Krisis Pandemi Covid-19 dan The New Normal
- Rahasia dan Trik Menyiasati Restrukturisasi Pinjaman Bank buat Pengusaha di Tengah Pademi Covid-19
- Inilah Keunggulan Program Double Degree MM-MBA di Swiss German University
- Inilah Dampak dan Peluang Bisnis dari Covid-19 bagi Sektor Industri di Indonesia
- Hanya Kenali Feromon Sesama Koloni, Peneliti Milenial Medan: Semut Terbukti Diskriminatif
Deputy Head of Master of IT Program di Swiss German University, Charles Lim menyatakan Indonesia menjadi salah satu sasaran empuk serangan siber bersama negara lain di ASEAN dan Australia.
“Ini bagian dari Naikon APT Group. Targetnya adalah Southeast Asia countries plus Australia,” ujar Charles di Digital Clinic Swiss German University bertajuk Accelerating Cyber Incidents in the Crisis: Cyber Security Updates and the Need of Cyber Resilience, Kamis, 14 Mei 2020.
Leave a Reply