JAKARTA, KalderaNews.com — Mahasiswa asal Indonesia terpilih untuk menyampaikan pidato mewakili wisudawan dalam upacara wisuda lulusan Harvard T.H. Chan School of Public Health, yang akan diselenggarakan pada 28 Mei nanti. Pengumuman dipublikasikan lewat laman resmi universitas tersebut, www.hsph. harvard.edu.
Wisudawan asal Indonesia itu adalah Nadhira Nuraini Afifa yang telah menyelesaikan studi dan meraih gelar master of public health dari Department of Global Health and Population, Harvard Chan School, dengan konsentrasi Nutrisi.
Upacara wisuda akan diselenggarakan secara daring.
Selain Nadhira, terdapat tokoh lain yang terpilih menyampaikan pidato (speaker). Di antaranya adalah Muhammad Ali Pate, yang saat ini menjabat sebagai direktur global Bank Dunia untuk bidang Health, Nutrition and Population Global Practice. Ia juga saat ini menjadi salah satu profesor di Department of Global Health and Population, Harvard Chan School.
BACA JUGA:
- Deadline Beasiswa Student Exchange S1 ke KNU Korea Selatan 20 Mei 2020
- Kamu Mau Kuliah S1 Gratis di Unhan? Penuhi 16 Persyaratan Ini
- Buruan, 75 Beasiswa Master (S2) Double Degree Swiss German University Tutup 15 Juni 2020
- Beasiswa Penuh S1 Hukum Munir Said Thalib 2020 Tutup 20 Juli 2020
- Pendaftaran Beasiswa Penuh S1 Hukum Jentera Resmi Dibuka 11 Mei 2020 di Sini
- Beasiswa S2 The Future Leader PPM School of Management Jakarta Tutup 15 Juli 2020
- Beasiswa 500 Ribu/Bulan untuk Siswa SD/SMP/SMA/SMK dari Mindo School Tutup 18 Mei 2020
Nadhira yang berasal dari Jakarta, selama menempuh studi di Harvard antara lain terlibat dalam beberapa proyek yang berkaitan dengan anak-anak yang kekurangan gizi, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Awal tahun ini, ia berkesempatan mengunjungi Tanzania untuk menangani masalah gizi buruk di kalangan remaja di sekolah di kota Dodoma, bersama beberapa mahasiswa Harvard lainnya.
Sebelum melanjutkan studi ke AS, Nadhira kuliah di Fakultas Kedokeran Universitas Indonesia dan lulus dengan cum laude.
Ia pernah bekerja sebagai dokter umum di pedesaan Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Nadhira juga aktif menulis untuk berbagai surat kabar dan menjadi salah satu penulis untuk serial Harvard Chan’s Voices in Leadership.
Setelah lulus dari Harvard, Nadhira akan kembali ke Jakarta untuk membantu pemerintah Indonesia mengatasi beberapa tantangan kesehatan masyarakat, termasuk pandemi COVID-19.
Dialam keterangan tentang profil dirinya, situs Universitas Harvard menulis, “dia percaya bahwa pengalamannya yang “campur aduk” dalam pekerjaan sebagai dokter dan profesional kesehatan masyarakat akan secara unik memposisikannya berkontribusi pada perkembangan Indonesia yang dinamis di masa depan.”
Tips Berpidato di Upacara Wisuda
Apa kira-kira yang akan disampaikannya dalam pidatonya? Tentu Nadhira akan mempersiapkannya dengan baik.
Berpidato saat wisuda sangat umum di Amerika Serikat. Pidato saat upacara wisuda disebut commencement speech. Kesempatan menyampaikan commencement speech umumnya diberikan kepada sejumlah orang yang dinilai memiliki prestasi.
Sudah sangat lazim, universitas mengundang tokoh untuk menyampaikan commencement speech. Salah satu commencement speech yang diangap sangat inspiratif adalah pidato yang disampaikan oleh Steve Jobs pada 12 Juni 2005 di Stanford University.
Bagaimana pandangan para profesional di bidang public speaking tentang pidato saat wisuda?
Cukup umum anggapan bahwa commencement speech lazimnya tidak terlalu terikat oleh struktur yang lazim ditemukan dalam pidato resmi publik. Dalam hal ini pembicara menikmati kebebasan unik untuk mengekspresikan dirinya.
Pidato saat upacara wisuda tidak disarankan menjadi ceramah, melainkan kisah pribadi yang menarik yang bisa terhubung dengan pengalaman audiens.
Ramona J. Smith, seorang juara dunia kompetisi pidato yang diselenggarakan Oastmaster, dalam wawancara dengan pakar kepemimpinan, Henry DeVries, mengatakan ada enam elemen penting pidato wisuda yang baik.
Keenam elemen tersebut, sebagaimana dimuat dalam artikel “Learn How To Give Great Speeches From Commencement Speakers Like Robert Smith” di Forbes, 21 Mei 2019, adalah berikut ini,
Pertama, keaslian atau keotentikan (menjadi diri sendiri).
Kedua, transparansi (berbagi kisah kegagalan).
Ketiga, kebijaksanaan (setelah gagal, bangkit kembali, gagal lagi, mulai lagi dari awal dan menjadikan kegagalan sebagai pelajaran sebelum menjadi sukses).
Keempat, humor (untuk menarik perhatian dan menciptakan keterhubungan dengan audiens).
Kelima, kredibilitas (untuk menunjukkan siapa Anda).
Keenam, persiapan (berlatih pidato atau mempekerjakan penulis pidato yang hebat).
Nah, bagi kamu yang suatu saat berharap akan terpilih menjadi wisudawan yang menyampaikan pidato, ini bisa menjadi panduan.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply