JAKARTA, KalderaNews.com — Aktor Inggris ini sudah bermain di lebih dari 80 film layar lebar, film televisi, drama radio, teater dan film dokumenter.
Sebuah buku memasukkan namanya dalam daftar 100 tokoh Inggris berdarah Wales Paling Berpengaruh. Sudah lima kali dia dinominasikan untuk berbagai penghargaan film di Inggris. Tahun 2010 ia memenangi penghargaan aktor pembantu pria terbaik dari British Academy Television Award.
Begitu banyak fakta tentang dirinya sudah banyak diungkap media. Namun, mungkin tidak banyak yang tahu bahwa ia pernah bersekolah di Indonesia.
Namanya David Matthew Macfadyen. Publik Indonesia akan lebih kenal dengan pria kelahiran Inggris, 17 Oktober 1974 ini bila melihat lagi film The Three Musketeers (2011). Di film ini ia memainkan peran Althos. Atau bisa juga menonton ulang film seri komedi televisi Mr. Bean. Ia tampil pada episode Mr. Bean’s Wedding.
Di Inggris namanya populer berkat penampilannya sebagai Mr. Darcy pada film Pride & Prejudice (2005) dan di film seri televisi Criminal Justice (2010). Film terbarunya yang sedang tayang saat ini adalah Succession. Ia memainkan peran utama sebagai Tom Wambsgans. Film ini ditayangkan di HBO.
BACA JUGA:
- Amazing! Begitu Lulus, Siswi SMA ini Langsung Dapat Beasiswa ke Florida
- Gokil Abis, Siswi PENABUR ini Dapat Beasiswa Penuh Hingga Master di University of Oxford
- Inilah Profil Lengkap Claudia Emanuela Santoso, Alumni PENABUR yang Moncer di Jerman
- Yuk Ikuti Jejak Kezia dari PENABUR, Beasiswa S1 Full di Oxford dan Cambridge ini Tutup 21 Oktober 2019
- Lagi, Siswa PENABUR Dapat Beasiswa ke Luar Negeri, Kali ini ke NTU Singapura
- Anthea Calista: Profil Ideal Lulusan PENABUR Secondary Kelapa Gading
Matthew MacFadyen lahir di Greath Yarmouth, Norfolk, Inggris. Ia mewarisi darah Wales dari ibunya yang bekerja sebagai guru drama dan mantan aktris. Sedangkan darah Skotlandia ia warisi dari ayahnya.
Lalu apa yang menyebabkannya bersekolah di Indonesia?
Sampai umur sembilan tahun ia menempuh pendidikan di Inggris. Lalu ayahnya, Martin MacFadyen yang bekerja di sebuah perusahaan perminyakan, ditugaskan ke Indonesia. Itulah awal keluarga itu hijrah ke Jakarta.
Di Jakarta, Matthew MaFadyen bersekolah di sebuah sekolah internasional. “Saya menempuh pendidikan di banyak sekolah,” kata dia, ketika Financial Times menanyakan kepadanya, tentang sekolah favoritnya, apakah sekolah negeri atau sekolah swasta.
“(Saya bersekolah) di Skotlandia dan Lincolnshire, sampai saya berusia sembilan tahun, ketika (kemudian) saya pergi ke sekolah internasional di Jakarta karena pekerjaan ayah saya,” kata dia.
Dia tidak menyebutkan nama sekolah internasional yang sempat ia masuki di Jakarta.
Setamat dari Jakarta, ia melanjutkan ke sekolah berasrama di Inggris, yaitu Oakham School di Rutland. Menurut dia, ini adalah sekolah yang paling berkesan baginya.
“Itu adalah tempat yang sangat membahagiakan, dengan olahraga dan teater yang fantastis. Saya bersenang-senang dan melakukan banyak sekali permainan.”
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Oakhlam di usia 17 tahun, ia diam-diam mendaftar ke Royal Academy of Dramatic Art (RADA) di London. Dia diterima. Dia kuliah di sini selama tiga tahun (1992-1995).
Setelah lulus dari RADA, ia langsung bekerja sebagai aktor dan ikut dalam pementasan Cheek yang diprakarsai oleh Jowl Company. Dia berperan sebagai Antonio dalam lakon The Duchess of Malfi, sebagai Charles Surace dalam lakon The School for Scandal dan Benedick dalam lakon Much Ado About Nothing.
Menjadi aktor, menurut dia, adalah cita-citanya sejak masih di bangku sekolah dasar. Ketika kecil, ia senang sekali ketika mendapat peran sebagai Melcior. Ia selalu ingin tampil memerankan raja. Keinginannya itu pernah kesampaian ketika memainkan peran Prince Hal dalam lakon Henry IV, di Royal National Theatre Inggris.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply