Hanya Kenali Feromon Sesama Koloni, Peneliti Milenial Medan: Semut Terbukti Diskriminatif

Sharing for Empowerment

Feromon bermanfaat dalam monitoring populasi (Nation, 2002). Di samping itu feromon juga bermanfaat dalam proses reproduksi dan kelangsungan hidup suatu serangga (Klowden, 2002). Berdasar atas penelitian sebelumnya mengenai pola tingkah laku semut dengan judul, “Pengujiaan Kesetiaan Semut: Antara Teman dan Makanan”, didapat kesimpulan bahwa adalah benar semut itu termasuk hewan pekerja keras yang setia kepada rekan-rekannya sesama semut akibat pengaruh zat feromon. Dari beragam reaksi yang ditimbulkan, muncul pula pemikiran baru dari peneliti yang menjadi dasar rumusan masalah: “Apakah semut diskriminatif?” atau dengan kata lain “Apakah semut membeda-bedakan teman yang berlainan jenis?”.

Perkelahian Semut Beda Koloni
Perkelahian Semut Beda Koloni (Foto: Robertus Sudiatmoko)

Metode pengambilan data dalam penelitian, Nadya Khairussyifa dan Sarah Allycia Vernanda Siregar dengan guru pendamping Dra. Ipa Ratna Mutiara, M.Pd, melakukan observasi langsung terhadap tingkah laku dua jenis semut, yakni semut tukang kayu (Camponotus pennsylvanicus) dan semut kroto (Oecophylla smaragdina).




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*