Hanya Kenali Feromon Sesama Koloni, Peneliti Milenial Medan: Semut Terbukti Diskriminatif

Sharing for Empowerment

Beberapa spesies semut yang telah beradaptasi dengan kehidupan manusia pada umumnya bersifat omnivora dan hanya membutuhkan areal yang sempit untuk membangun sarangnya. Keanekaragaman semut di wilayah tropis umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelembapan, ketersediaan pakan, struktur dan komposisi tanaman berdasarkan topografi (Wilson,1958; Bestelmeyer & Wiens 1996; Vasconselos 1999).

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan flora dan fauna (Mega biodiversity) sehingga memiliki cukup banyak populasi semut karena terletak di kawasan tropik. Selain itu, semut pula termasuk serangga yang bersifat eusosial dan hidup dalam kelompok-kelompok yang disebut koloni. Istilah koloni berasal dari bahasa Latin colonia, yaitu beberapa organisme dari spesies yang sama dan hidup bersama-sama membentuk simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan, seperti pertahanan yang lebih kuat, kemampuan menyerang lawan yang lebih besar, dan lain-lain.

Koloni adalah satu kelompok yang hidup bersama-sama di suatu tempat membentuk masyarakat yang terorganisasi dengan baik. Dalam menjalankan kehidupan berkoloni, semut mengandalkan suatu zat yang dinamakan feromon. Feromon adalah suatu substansi kimia yang dilepaskan oleh suatu organisme ke lingkungannya yang memampukan organisme tersebut mengadakan komunikasi secara intraspesifik dengan individu lain.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*