Inilah Pesan Paskah Kardinal Ignatius Suharyo di Tengah Wabah Corona

Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo (KalderaNews/Repro TVRI/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo dalam khotbah pada Misa Hari Raya Paskah di Gereja Katedral, Paroki Santa Maria Diangkat ke Surga, yang disiarkan secara langsung oleh TVRI, Minggu, 12 April 2020 menegaskan bahwa wabah adalah reaksi natural atas kesalahan manusia secara kolektif terhadap alam. Dalam bahasa iman, wabah antara lain disebabkan oleh dosa ekologis.

“Pertama-tama saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Paskah kepada saudara-saudari sekalian, keluarga, dan komunitas saudara. Kita berharap semoga Kristus yang bangkit menjadi kekuatan bagi kita untuk terus melangkah maju penuh harapan akan masa depan yang lebih baik,” tegasnya mengawali khotbah pada Misa Hari Raya Paskah.

Ia menegaskan perayaan Paskah selalu ditandai lilin Paskah. Pada setiap Pilin paskah selalu ditulis tahun ketika Paskah itu dirayakan. Oleh karena itu, yang tertulis pada lilin Paskah tahun ini adalah tahun 2020. Pesannya jelas yaitu agar perayaan Paskah terus berarti, bermakna dan relevan, khususnya pada tahun Paskah itu dirayakan.

BACA JUGA:

“Oleh karena itu kita bisa bertanya, apa relevansi perayaan Paskah pada kita umat manusia dan bangsa Indonesia pada khususnya sedang mengalami pandemi wabah virus Corona 19. Jawaban atas pertanyaan ini dapat kita berikan antara lain, kalau kita tahu apa yang menyebabkan merebaknya wabah ini.”

Ada berbagai pendapat yang berbeda-beda. Salah satu pendapat yang menarik disampaikan dengan sangat hati-hati, masuk akal, akal budi kita, tetapi juga akal iman kita: pendapatnya begini. Bisa jadi wabah adalah reaksi natural atas kesalahan manusia secara kolektif terhadap alam. Dalam bahasa iman, wabah antara lain disebabkan oleh dosa ekologis.

Yang dimaksudkan kira-kira begini. Karena manusia telah merusak tatanan dan harmoni alam, perusakan alam itu membuat alam tidak seimbang lagi dan ini mempunyai akibat yang sangat luas dan beragam, misalnya pemanasan bumi, perubahan iklim, polusi yang mengotori semua elemen alam di darat, di laut, di udara dan munculnya berbagai penyakit baru.

Ketidakseimbangan ini membuat tubuh manusia tidak seimbang pula, imunitas lemah sehingga manusia menjadi rentan terhadap wabah. Seharusnya, alam memiliki caranya sendiri untuk meredam wabah, tetapi ketika nafsu, keserakahan dan kesombongan manusia telah merusak alam, wabah tidak terbendung.

Mengenai keserakahan manusia ini Paus Fransiskus mengatakan dengan keserakahannya manusia mau menggantikan tempat Allah dan demikian akhirnya membangkitkan pemberontakan alam.

“Kita semua terlibat di dalam dosa harmoni alam yang telah diciptakan oleh Allah sebagai semua baik dan amat baik adanya. Itulah yang disebut sekali lagi dosa ekologis. Wabah menurut pendapat ini adalah isyarat alamiah bahwa manusia telah mengingkari jati dirinya sebagai citra Allah yang bertugas untuk menjaga harmoni alam bukan merusakknya. Wabah menyadarkan bahwa manusia adalah ciptaan yang rapuh yang tidak mungkin bertahan jika ciptaan lainnya dihancurkan.”

“Kita bersyukur karena di tengah-tengah pandemi wabah Corona 19 ini kita menyaksikan kerelaan berkorban, solidaritas yang dahsyat dalam berbagai macam bentuknya. Dalam bahasa iman tumbuhnya kerelaan berkorban, tumbuhnya solidaritas adalah Paskah yang nyata. Semoga semua yang baik tidak berhenti ketika nanti wabah ini, tetapi kita masih berharp dan bahkan dituntut untuk merayakan Paskah yang lain yakni paskah ekologis.

“Ketika kita dibebaskan dari dosa ekologi maupun pribadi. Dibebaskan dari sikap tidak peduli terhadap alam atau bahkan nafsu merusak alam dan dianugerahkan kepada kita kekuatan untuk terus mewujudkan Paskah Ekologis itu. Memulihkan alam yang rusak, merawat dan menjaganya sebagai ibu bumi rahim kehidupan yang sejahtera. Selamat Paskah dan moga-moga Tuhan yang bangkit menguatkan kita dalam niat-niat baik kita.”

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*