When Bad Things Happen to Good Journalists

Sharing for Empowerment

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah  persepsi terhadap independensi redaksi media itu sendiri. Publik memahami bahwa dapur redaksi media sudah dari ‘sono’nya bias, dan memiliki kepentingan. Termasuk kepentingan bisnis dan industri media itu sendiri.

Maka tidak mengherankan bila sebuah survei terbaru menempatkan media dan jurnalis di tempat kurang terhormat sebagai sumber informasi terpercaya. Media menempati peringkat 12, sedangkan jurnalis berada di peringkat 15, dari total 15 jenis sumber informasi tentang coronavirus dalam survei. Lima peringkat teratas adalah saintis, dokter, pejabat CDC, pejabat WHO dan dokter/ahli kesehatan online. Bahkan dibandingkan dengan orang awam pun, media dan jurnalis masih berada di peringkat yang lebih rendah.

Lalu apa yang harus diperbuat terhadap kenyataan yang kurang enak ini? When bad things happen to good journalists, seperti sekarang, apa yang harus dilakukan?

BACA JUGA:

Menemukan kenyataan bahwa persoalan kredibilitas yang menjadi kunci, Nelson belum dapat mengusulkan solusi yang dipastikan manjur. Namun ia mengatakan kemungkinan mengedepankan transparansi cara kerja media dan jurnalis mungkin dapat menjadi langkah yang baik. Berita akan dipandang lebih dapat dipercaya ketika wartawan menunjukkan bagaimana mereka bekerja, misalnya dengan mengetengahkan  informasi yang  menggambarkan proses pelaporan itu sendiri.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*