KLATEN, KalderaNews.com – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan bahwa hingga Sabtu, 4 April 2020 ada 2.092 pasien positif Covid-19 atau ada penambahan 106 pasien.
Selain itu, sebanyak 16 pasien dinyatakan sembuh sehingga jumlah total pasien Covid-19 yang sembuh ada 150 orang.
Selain itu, berdasarkan data pemerintah, ada penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 10 orang. Dengan demikian, total ada 191 pasien Covid-19 meninggal dunia.
BACA JUGA:
- Begini Lima Strategi Mas Nadiem untuk Dongkrak Nilai PISA Indonesia
- UPH Terjunkan Mahasiswa Aktif Jadi Relawan Covid-19
- 50 dari 146 Dokter Baru FK UPH Jadi Relawan Atasi Covid-19
- Alhamdulillah, Mahasiswa yang Terancam DO Kini Bisa Bernafas Lega
- Cek Daerahmu! Inilah Daftar Lengkap 32 Provinsi yang Sudah Terpapar Corona
- Sebanyak 200 Relawan Mahasiswa Terjun ke Wisma Atlet
- Gegara Wabah Corona, UTBK I dan II untuk SBMPTN Ditunda, Gimana Dong
- Tiga Kampus Ini Beri “Tunjangan” Kuota Internet Bagi Mahasiswa untuk Belajar Online
Tragisnya, di antara korban meninggal itu adalah para tenaga medis. Jumlah dokter yang meninggal saat menangani pasien covid-19 per Sabtu ini mencapai 16 orang seperti disampaikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Dua lagi dokter yang menangani korban terinfeksi virus korona atau Covid-19 berakhir meninggal. Kedua dokter tersebut adalah Dokter Bernadette Albertine Francisca T Sp THT-KL dari IDI Cabang Makassar dan Dokter Ketty Herawati Sultana dari ID Tangerang Selatan. Berita meninggalnya kedua dokter tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PB IDI Dokter Daeng M Faqih SH MH dalam akun Instagram.
Sebagai orang yang berkontak fisik dengan orang yang terpapar Covid-19, tenaga medis (baik dokter maupun perawat) memang paling rentan tertular, sehingga perlindungan diri terhadap tenaga medis adalah keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar.
Tergerak hatinya oleh masih terbatasnya Alat Pelindung Diri (APD) berupa Face Shield Mask (Pelindung Wajah) untuk dipakai tenaga medis, Orang Muda Katolik (OMK) di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus di Wedi, Klaten, Jawa Tengah secara sukarela membuat APD tersebut untuk para medis di beberapa tempat.
Mereka memproduksi sedikitnya 1.000 (update : 1.500) Face Shield Mask yang sebagian besarnya telah didistribusikan secara gratis ke 68 rumah sakit, klinik, PKM dan faskes yang ada di Klaten, Solo, Yogyakarta, Kulon Progo, Bantul, Sleman, Bali dan Wates.
Diketahui, Face Shield Mask ini merupakan salah satu perangkat APD (Alat Pelindung Diri) yang selalu digunakan tenaga medis saat menangani pasien yang terduga atau sudah terpapar Covid-19 atau Virus Corona.
“Saya mengenal beberapa OMK yang kesehariannya nyablon atau konveksi atau jualan kopi. Karena bisnis sepi, mereka alihkan kegiatannya dengan membantu pembuatan APD. Mereka memberi jawaban ke saya: ‘Inilah paskah kami’,” tegas salah satu OMK dari Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi bernama Purba “gembel” dalam keterangannya yang didapatkan KalderaNews pada Sabtu ini.
Pembuatan APD ini pun ternyata tak hanya terjadi di Gereja Wedi. OMK di Bayat, Cawas, dan Delanggu juga melakukan hal yang sama. Ia pun menegaskan inilah salah satu geliat Gereja Katolik yang dimotori OMK untuk mendukung tenaga medis.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply