“Tapi kalau yang seperti itu (online) kan untuk pendidikan tinggi. Kalau untuk dasar dan menengah, saya pikir masih cukup banyak ketemu karena ada karakter di sana. Karakter tidak bisa diajarkan melalui online. Kita harus ketemu. Kita harus langsung memperbaiki dan mengajarkan pada anak-anak,” tandasnya.
Ia menjelaskan yang namanya guru itu kan digugu dan ditiru. Nah, kalau menggugu dan menirunya dari online, mungkin bukan yang benar juga. Karena apa yang ada di online belum tentu benar kan. Tetapi yang ada di dunia fisik, kami selaku yayasan bisa juga selalu memantau dan memonitor apakah guru-guru kami sudah memenuhi syarat yang diharapkan,” tandasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply