BACA JUGA:
- 7 Penulis Luncurkan Buku Inspiratif Secara Estafet di Jakarta
- 4 Skema Program Erasmus+ dari Uni Eropa untuk Universitas-universitas di Indonesia
- Marak Kasus Bullying, Sekolah PENABUR Ciptakan Kanal-kanal Energi Kreatif
- Mau Kuliah Gratis dan Mendapatkan Rp 700 Ribu per Bulan? Ini Penjelasan Lengkap KIP Kuliah
- Inilah 10 Anak Artis yang Sekolah di Sekolah Elite dengan Biaya Selangit Hingga Ratusan Juta Rupiah
Ia menjelaskan di era revolusi industri 4.0 saat ini teknologi yang serba buatan, digital dan otomatis menimbulkan disrupsi pada hubungan antara manusia dengan alamnya. Oleh sebab itu saat ini marak gerakan back to nature karena manusia yang terputus dengan alam biasnaya emosinya tidak stabil alias stres.
Generasi yang terhubung dengan gadget, pada saat yang bersamaan terputus dengan lingkungan sekitar, baik sosial maupun alam. Alhasil, generasi yang demikian makin tertutup dan egois alias sibuk dengan dirinya sendiri, tetapi tidak dengan lingkungan sekitar.
“Ego Life is My Way adalah pilihan hidup yang paling nyaman dijalani sehari-sehari, namun melahirkan generasi yang bergaya keren namun bermental cemen karena lebih mementingkan diri sendiri alias EGP (Emang Gue Pikirin),” tegas Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi dan Maluku, Dr.Ir.Darhamsyah, M.Si ini.
![Keindahan fajar di Pantai Ora, Maluku Tengah](/wp-content/uploads/2018/12/1-640x381.jpg)
Karena itu ia pun mengajak siapa pun untuk kembali bersahabat dengan lingkungan atau menikmati hidup harmoni dengan lingkungan hidup (Enjoy Life with Eco Life). Ia berkeyakinan hidup yang bersahabat dengan alam akan mendatangkan keajaiban, seperti hidup menjadi lebih tenang, damai, bahagia dan enjoy. Tak hanya itu saja, hidup juga akan selalu fresh, awet muda dan panjang umur.
Leave a Reply