Gampang Galau, Baperan dan Melow, Dr.Ir. Darhamsyah, M.Si: Back to Nature

Penulis buku "Enjoy Life with Eco-Life" yang saat ini menjadi Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi dan Maluku Dr.Ir. Darhamsyah, M.Si
Penulis buku "Enjoy Life with Eco-Life" yang saat ini menjadi Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi dan Maluku Dr.Ir. Darhamsyah, M.Si (KalderaNews/JS de Britto).
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ada banyak akar masalah kalau dewasa ini banyak orang gampang galau, baperan dan melow. Penulis buku “Enjoy Life with Eco-Life“, Dr.Ir. Darhamsyah, M.Si menegaskan salah satu penyebabnya adalah manusia yang terputus (disconnect) dengan alam.

“Pada dasarnya manusia itu hidup dalam keterhubungan dengan alam (nature relatedness). Nah, hidup manusia yang terputus (disconnect) dengan alam yang ada adalah stres,” tegasnya saat relaunching buku “Enjoy Life with Eco-Life” bersama 6 penulis lainnya secara estafet di acara “Gathering Trainer, Motivator dan Temu Penulis” di Posto Dormire Hotel Jakarta, Sabtu, 29 Februari 2020. Diketahui, buku ini launching perdana di Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa, 17 September 2019 lalu.

Keenam penulis lainnya adalah Wasito Adi “Kekuatan Relasi“, Hatorangan P “Being Happy with Balance“, Feri Lasman “Sincerity Service Recovery“, Leonard Haryadi “The Art of Power Speech“, Muljono “Persiapan Pensiun Bahagia dan Sejahtera“, dan Bagus Putu Fabio “Hikmah.Logy“.

BACA JUGA:

Ia menjelaskan di era revolusi industri 4.0 saat ini teknologi yang serba buatan, digital dan otomatis menimbulkan disrupsi pada hubungan antara manusia dengan alamnya. Oleh sebab itu saat ini marak gerakan back to nature karena manusia yang terputus dengan alam biasnaya emosinya tidak stabil alias stres.

Generasi yang terhubung dengan gadget, pada saat yang bersamaan terputus dengan lingkungan sekitar, baik sosial maupun alam. Alhasil, generasi yang demikian makin tertutup dan egois alias sibuk dengan dirinya sendiri, tetapi tidak dengan lingkungan sekitar.

“Ego Life is My Way adalah pilihan hidup yang paling nyaman dijalani sehari-sehari, namun melahirkan generasi yang bergaya keren namun bermental cemen karena lebih mementingkan diri sendiri alias EGP (Emang Gue Pikirin),” tegas Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi dan Maluku, Dr.Ir.Darhamsyah, M.Si ini.

Keindahan fajar di Pantai Ora, Maluku Tengah
Keindahan fajar di Pantai Ora, Maluku Tengah (KalderaNews/JS de Britto)

Karena itu ia pun mengajak siapa pun untuk kembali bersahabat dengan lingkungan atau menikmati hidup harmoni dengan lingkungan hidup (Enjoy Life with Eco Life). Ia berkeyakinan hidup yang bersahabat dengan alam akan mendatangkan keajaiban, seperti hidup menjadi lebih tenang, damai, bahagia dan enjoy. Tak hanya itu saja, hidup juga akan selalu fresh, awet muda dan panjang umur.

Ada pun kunci hidup menuju eco-life adalah keterpaduan kognitif, afektif dan perilaku yang terimplementasi dalam 5 kunci hidup suksea dengan lingkungan, yakni keyakinan, kesadaran, kepedulian, kesungguhan, dan kebudayaan.

BACA JUGA:

Kelima implementasi eco-life ini pun dijelaskan dengan panjang lebar dalam buku yang ditulisnya tersebut. Singkatanya, keyakinnan itu terkait dengan aktualisasi menjaga lingkungan yang juga diajarkan di semua agama, kesadaran terkait pentingnya mengaktifkan pikiran bawah sadar melalui gerakan terkait lingkungan melalui sosialiasi, penyuluhan, ceramah, kampanye.

Selanjutnya terkait dengan kepedulian yang perlu diawali dengan disposisi positive feeling yang selaras dengan alam sekitar, kesungguhan yang terkait dengan semangat yang pantang menyerah karena kepada keadaan seseorang tidak boleh menyerah, kepada Tuhan seseorang harus pasrah dan kebudayaan yang berkaitan erat dengan budaya leluhur dalam pengelolaan lingkungan yang patut diaktualisasikan. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*