Profesor Kelahiran Jember Ini Bangun RS Virus Corona di Wuhan dalam 10 Hari

Profesor Huang Xiqui (UIA-PHG)
Profesor Huang Xiqui (Foto: UIA-PHG)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Publik dihenyakkan dengan sosok arsitek rumah sakit khusus virus corona di Wuhan, China yang mampu menampung hingga 1000 pasien dan ternyata dibangun hanya dalam waktu 10 hari. Apalagi, belakangan terkuak sosok cerdas di baliknya profesor kelahiran Indonesia.

Huang Xiqiu (79), pria kelahiran Jember, Indonesia adalah “otak” di balik Rumah Sakit Huoshenshan yang dikhususkan untuk pasien virus corona di Wuhan, China. Pembangunan rumah sakit ini dimulai pada 24 Januari 2020 dan selesai pada 2 Febrari 2020.

Rumah Sakit Huoshenshan memiliki luas bangunan 33.900 meter persegi dan dikerjakan dengan 700 pekerja profesional level manajerial serta 4.000 tenaga konstruksi, pembangunan fisik fasilitas kesehatan dan dikelola oleh sayap militer Partai Komunis China, Tentara Pembebasan Rakyat China. Pada 4 Februari 2020, Rumah Sakit Huoshenshan secara resmi dibuka dan menerima pasien virus corona pertama.

BACA JUGA:

Pria berketurunan Tionghoa yang lahir di Jember dan sempat mengenyam pendidikan di Chung Hua Xue Xiao atau Sekolah Tionghoa yang berlokasi di jalan Lanasan (sekarang: Jalan Untung Suropati), Kecamatan Kaliwates di Jember.

Chung Hua Xue Xiao dalam bahasa Mandarin Xue Xiao memiliki arti sekolah, sedangkan Chung Hua berarti Tionghoa. Sekolah Chung Hua berdiri tahun 1910 dan terpaksa tutup tahun 1966 karena kondisi politik yang tidak kondusif. Sekolah Chung Hua merupakan tempat belajar etnis Tionghoa di Jember.  

Huang Xiqui menghabiskan masa pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama di Jember bersama dua adiknya Wang Sik sin dan Wang Siang In. Ia lahir dari keluarga terdidik. Orangtuanya menjadi seksi pendidikan di Chung Hua School.

Pemandangan udara pembangunan rumah sakit Huoshenshan (Gunung Dewa Api) di Wuhan, Hubei, China, Minggu (2/2/2020). Huoshenshan, rumah sakit darurat khusus pasien corona dengan kapasitas 1.000 tempat tidur tersebut dibangun hanya dalam waktu 8 hari, dimulai pada 25 Januari lalu. (AFP/STR)
Pemandangan udara pembangunan rumah sakit Huoshenshan (Gunung Dewa Api) di Wuhan, Hubei, China, Minggu (2/2/2020). Huoshenshan, rumah sakit darurat khusus pasien corona dengan kapasitas 1.000 tempat tidur tersebut dibangun hanya dalam waktu 8 hari, dimulai pada 25 Januari lalu. (AFP/STR)

Setelah lulus ia merantau ke Surabaya untuk sekolah jenjang SMA, karena di Jember sendiri saat itu belum ada sekolah SMA. Huang Xiqui lulus dari Sekolah Tionghoa sekitar 1957 dan pindah ke SMA di Surabaya. Semasa sekolah ia dikenal rajin belajar, cerdas, sederhana dan tak terlalu banyak bicara tapi banyak kerja. Tak mengherankan ia menjadi ketua asosiasi murid di sekolahnya. Setelah ke Surabaya, Huang muda meneruskan pendidikannya ke Negeri Tirai Bambu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chuying pun membenarkan identitas arsitek di balik pembangunan rumah sakit khusus virus corona di Wuhan yang lahir di Indonesia dan besar di China.

Ia menegaskan Huang Xiqui lahir di Indonesia dan dibesarkan di Tiongkok. Sosok ini memiliki reputasi tinggi dalam industri konstruksi, terutama dalam konstruksi medis.

Sebelum Rumah Sakit Huoshenshan, ia terlibat dalam pembangunan Rumah Sakit Khusus Pasien Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) Xiaotangshan di Beijing pada 2003 lalu.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*