![Eben Siadari Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta.](/wp-content/uploads/2020/01/Eben-Siadari-598x381.jpg)
Oleh: Eben E. Siadari *
JAKARTA, KalderaNews.com – Para aktor kerap melakukan hal-hal ekstrem demi menghayati peran. Banyak hal yang terdengar absurd mereka lakukan agar dapat sedekat mungkin menjiwai karakter sosok yang diperankannya.
Aktor Inggris Daniel Day-Lewis, misalnya, rela tidak menggunakan mantel di tengah cuaca dingin. Tujuannya agar bisa merasakan pengalaman Bill The Butcher, sosok yang ia perankan.
Aktor AS, Christian Bale, selama beberapa bulan hanya makan sekaleng tuna dan sebuah apel setiap hari. Ia ingin menurunkan berat badan hingga 29 kilogram agar sedekat mungkin tiba pada keadaan orang yang menderita insomnia, peran yang dia mainkan untuk film The Machinist.
BACA JUGA:
- Mengapa Manusia Menulis?
- Karena Alam Hanya Menjalani Fitrahnya
- Jangan Lupa Menyebut Nama
- Guo Nian
- Catatan Pendidikan Hardiknas 2019: Handayani
- (Mengharapkan) “Midas Touch” dari Seorang “Silver-Spoon Kid”
Bagaimana dengan penulis, apakah mereka memerlukan hal yang sama?
Rupanya ada yang berpendapat demikian. Sebuah berita di BBC mengetengahkan sosok Thomas W Hodgkinson, penulis novel yang tengah berusaha mempopulerkan metode menulis seperti yang dilakukan para aktor. Demi masuk ke dalam pola pikir karakter utama novel yang ditulisnya, secara harfiah Hodgkinson menulis dalam kondisi sedekat mungkin dengan yang dialami oleh karakter utama itu.
Leave a Reply