Viral, Surat Edaran Bebas Kucing di Kantor ITS Surabaya, Begini Penjelasannya

Ilustrasi: Kawasan bebas kucing. (Ist.)
Ilustrasi: Kawasan bebas kucing. (Ist.)
Sharing for Empowerment

SURABAYA, KalderaNews.com – Surat edaran itu tertanggal 26 Februari. Surat itu berisikan kawasan bebas kucing di area kantor dan unit kerja di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sontak, surat edaran itu viral di media sosial.

BACA JUGA:

Surat edaran itu diunggah oleh akun Twitter @KuchinkLine. Dan sudah diretweet sebanyak 266 kali, likes 479 dan komen 128.

Seperti ini bunyi surat edaran dengan nomor T/16365/IT2.II.3/TU.00.08/2020 itu:

Dalam upaya menciptakan suasana kampus bebas kucing, maka dengan ini kami sampaikan agar semua unit untuk ikut berpartisipasi menciptakan suasana kantor bebas kucing, dengan tidak membiarkan kucing berkeliaran dan bahkan memelihara kucing di unit kerja.
Demikian atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terimakasih.

Surat Edaran ITS Surabaya (Ist.)

Kepala Unit Komunikasi Publik ITS, Anggra Ayu Rucitra segera membuat tanggapan. Ia menyebut jika ada kesalahpahaman pada isi surat edaran itu. “Mengacu pada paragraf pertama baris pertama yang menyebutkan: (Dalam upaya menciptakan suasana kampus bebas kucing). Yang mana, harusnya poin tersebut langsung lebih spesifik pada poin ‘Area kantor atau unit kerja bebas kucing’,” kata Anggra.

Selama ini, lanjut Anggra Ayu, ITS banyak menerima tamu dari berbagai kalangan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga keberadaan kucing di area kantor atau unit kerja dirasa kadang mengganggu. Surat himbauan ini digunakan untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman baik untuk internal ITS maupun tamu-tamu yang berkunjung ke ITS,” jelasnya.

Sebuah penelitian memang pernah mengungkap risiko berinteraksi dengan kucing. Kucing merupakan inang definitif (perantara) parasit Toxoplama gondii. Toxoplama gondii adalah penyebab penyakit infeksi zoonosis Toksoplasmosis, jenis penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang bisa membuat tubuh penderitanya mengalami demam hingga radang tenggorokan.

Prayuani Dwi Agustin dan J. Mukono dari Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya pernah meneliti peran kucing sebagai perantara penyakit toksoplasmosis ini. Hasil penelitian ini dituangkan dalam jurnal tertajuk “Gambaran Keterpaparan Terhadap Kucing Dengan Kejadian Toksoplasmosis pada Pemelihara dan Bukan Pemelihara Kucing di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya”. (yp)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*