Ahmad Djuhara: Inilah 3 Tugas Pokok yang Diemban Seorang Arsitek

Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), Ahmad Djuhara
Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), Ahmad Djuhara (KalderaNews/Humas UPH)
Sharing for Empowerment

TANGERANG, KalderaNews.com – Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), Ahmad Djuhara menegaskan arsitektur merupakan ruang tempat berkiprah dalam hidup yang menjadi wadah untuk berekspresi dalam beragam aspek dan arsitek merupakan orang pemberi ruang.

BACA JUGA:

Dengan begitu, seorang arsitek memiliki 3 tugas yang tidak ringan. Hal ini ditegaskannya saat menjadi narasumber “Diskusi Filosofis tentang Profesi dalam Arsitektur” di UPH Kampus Lippo Village, Selasa, 4 Februari 2020. Tiga tugas tersebut adalah:

  1. Ontologis-estetis
    Tugas ini untuk menciptakan dan mengisi ruang kenyataan (lih. Heidegger, Der Ursprung des Kunstwerkes). Konstruksi arsitektural menjadi salah satu cara penyingkapan kenyataan dalam hidup, menyingkapkan apa itu manusia, masyarakat, keindahan, and bahkan Tuhan. Arsitek sebagai ‘co-creator’ dunia dan arsitektur sebagai bentuk historis. Arsitek bertugas untuk membuka atau menyediakan ruang tempat keindahan dan hidup manusia berada beserta maknanya.
  2. Spasial-Etis
    Menurut Ahmad tugas arsitek sebagai pemberi ruang sama halnya dengan seorang penulis, yaitu mampu ‘menulis’ isi pikirannya. “Arsitek harus mampu mengungkapkan isi pikiran ke dalam arsitektural. Seorang arsitek yang mampu menuangkan isi pikirannya dengan ekspresi dan terus mengembangkan pendiriannya dapat disebut sebagai seorang arsitek yang punya kreativitas dan mandiri. Namun di era sekarang ini banyak arsitek yang bekerja dengan menunggu proyek bayaran. Hal ini peralahan mengubah arsitek ke dalam mekanisme yang menempatkannya ke dalam sistem yang rutin. Jadi kita perlu melihat kembali bahwa ada misi tertentu dalam arsitektur yaitu memberi ruang pada yang membutuhkan. Menciptakan tata ruang dan ada value serta etis dalm konstruksi yang perlu diambil oleh seorang arsitek,” papar Ahmad.
  3. Fungsional Pragmatis
    Dalam ciri ini Ahmad menjelaskan bahwa seorang arsitek dengan profesinya bertujuan untuk mencari nafkah dan menolong sesama dan dirinya (fungsi privat). Namun Ahmad menyoroti adanya persoalan yang terjadi di masyarakat, dimana ada kecendrungan yang lebih berfokus pada tugas ketiga dan mengabaikan tugas pertama dan kedua. Dengan adanya kecendrungan ini, Ahmad menilai bahwa dunia akademis dalam arsitektur sewajarnya harus memfokuskan pada fungsi 1 dan 2. Jika tidak maka bentuk arsitektural baik kota, rumah, jalan, dan lainnya tidak diwarnai dengan selera keindahan, nilai, dan sebagainya. Dengan kata lain kurang manusiawi.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*