JAKARTA, KalderaNews.com – Profesor Riset Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rosichon Ubaidillah menegaskan laju iklim yang kian cepat telah menimbulkan bencana alam yang terus meningkat. Tak hanya ity saja, krisis iklim juga makin merusak habitat keanekaragaman hayati Indonesia.
Ia menambahkan berbagai penelitian menunjukkan krisis iklim berdampak pada meningkatnya fenomena pergeseran biogeografis, ketidakcocokan tanaman berbunga dan penyerbuknya, dan mungkin meningkat hingga tingkat kepunahan.
BACA JUGA:
- Hari Ini Gerhana Bulan Penumbra, Waspada Banjir Rob
- 26 Desember Gerhana Matahari Cincin, Inilah Wilayah yang Dilewati
- Waspadai, Predator dengan Zat Kimia Feromon Ini!
- Kelebihan Sistem Pemantau Hujan Bernama Santanu
- Inilah 4 Jenis Penyakit yang Menyerang Otak Manusia
Dampak dari dari perubahan iklim telah menyentuh bumi hingga ke titik terkecil, seperti serangga penyerbuk yang berperan penting dalam regenerasi dan reproduksi tanaman dalam ekosistem hutan maupun sistem pertanian.
“Sekitar 80 sampai 90 persen tanaman berbunga bergantung pada penyerbukan alami oleh serangga untuk beregenerasi dan memproduksi buah atau makanan yang berguna sebagai bahan makanan untuk hewan lain,” ungkapnya.
Peneliti serangga ini menjelaskan, krisis iklim berdampak bukan hanya pada serangga penyerbuk namun juga proses penyerbukan itu sendiri. Krisis iklim telah memengaruhi perilaku makan, kawin dan migrasi serangga penyerbuk.
“Perubahan temperatur bumi telah mempengaruhi lama waktu penyerbukan, berbunga hingga produksi buah sehingga akan menggangu konservasi agroekosistem dan ekosistem liar.” (ML)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply