JAKARTA, KalderaNews.com – Pelajar Indonesia meraih hasil memuaskan dalam putaran Final World Memory Championship 2019 di Xiamen, Tiongkok. Tim Indonesia yang diwakili empat atlet memory Indonesia, yakni Athaya Kemal (SD Kinderfield Depok) Janet Valencia (SMA Regina Pacis Bogor), Yossyifa Zahra (SMAN 1 Depok), dan Amira Tsurayya (SMA PU Al Bayyan Sukabumi) yang telah memberikan prestasi membanggakan di ajang ini.
BACA JUGA:
- Waspada, Cuaca Esktrem Saat Liburan Tahun Baru
- Tips Paling Asyik Merancang Liburan Tahun Depan
- 5 Tips Bagi Orangtua Cegah Anak Kecanduan Gadget Saat Liburan
- Tips Tetap Sehat di Musim Hujan buat Anak Sekolah dan Mahasiswa
- Apa Saja 7 Alokasi Gaji Para Milenial? Yuk, Cek di Sini
Tak tanggung-tanggung, 18 medali dari total 30 medali yang diperebutkan di kategori junior berhasil dibawa pulang ke Tanah Air. Alhasil, Indonesia menjadi juara umum di kategori Junior setelah menyapu bersih posisi 1, 2, dan 3, dengan perolehan nilai di posisi pertama oleh Janet Valencia dengan 4260 poin, Amira Tsurayya dengan 4008 poin, dan Yossyifa Zahra dengan 3782 poin.
Meskipun unggul di kategori junior (usia 13-17 tahun), Tim Indonesia secara keseluruhan menempati posisi negara kedua di putaran Final World Memory Championship 2019. Tiongkok berada di posisi pertama, dan posisi ketiga diduduki Jepang.
18 medali yang berhasil diraih tim terdiri atas 6 emas, 5 perak, dan 7 perunggu dari 10 cabang perlombaan di Kategori Junior World Memory Tour. Medali emas masing-masing diraih oleh Janet (2 emas) pada cabang 15 min names and faces dan 15 min random words, Amira (3 emas) pada cabang 30 min binary numbers, 5 min images, dan spoken numbers, serta Yossifa meraih 1 emas di cabang speed numbers. Indonesia juga mencatatkan rekor dunia remaja dalam mengingat wajah dan nama (141 nama dalam 15 menit) yang dipecahkan oleh Janet Valencia dari pemegang rekor terdahulu, Jan-Hendrik Buscher asal Jerman pada 2015 dengan catatan rekor 136 nama.
Tidak cukup itu, Janet dan Yossyifa juga dianugerahi gelar International Grandmaster of Memory setelah berhasil melewati batas minimum mengingat 1000 digit angka acak dan 10 deck kartu remi dalam 1 jam, serta mengingat urutan 1 deck kartu remi yang telah diacak di bawah dua menit.
Kompetisi daya ingat ini merupakan ajang bergengsi yang telah dimulai sejak 1991 di London, Inggris. Olahraga yang kerap disebut memory sports ini mengalami perkembangan cukup pesat di Asia Pasifik. Indonesia Memory Championship pertama kali digelar pada 2014 di Jakarta. Dan Indonesia Memory Sports Council (IMSC) terus menggulirkan kompetisi daya ingat secara rutin. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply