Gegara Kotak Pendingin Ramah Lingkungan, Tim ITS Sabet Juara di Korea

Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), lagi-lagi menyabet penghargaan dan medali emas dalam gelaran Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019 di Korea. (Dok. ITS)
Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), lagi-lagi menyabet penghargaan dan medali emas dalam gelaran Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019 di Korea. (Dok. ITS)
Sharing for Empowerment

SURABAYA, KalderaNews.com –  Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), lagi-lagi menyabet penghargaan dan medali emas dalam gelaran Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019 di Korea. Mereka mengusung gagasan kotak pendingin ramah lingkungan bernama ES-PORT. SIIF merupakan perhelatan pameran produk riset tahunan. Tahun ini, SIIF diikuti 635 inventor dari 30 negara di seluruh dunia yang melingkupi kalangan mahasiswa hingga perusahaan multinasional.

BACA JUGA:

Gagasan produk Portable, Practical, and Eco-Friendly Storage (ES-PORT) besutan mahasiswa dan dosen Departemen Teknik Industri ITS ini meraih penghargaan dari tiga instansi, yakni Taiwan Invention Association, Universiti Malaysia Trengganu, dan Patent Office of Cooperation Council for the Arab States of The Guils (GCCPO). Delegasi ITS yang dibimbing Adithya Sudiarno dan Ratna Sari Dewi tersebut beranggotakan tiga mahasiswa lintas angkatan, yaitu Muhammad Adrian Fadhilah, Reza Aulia Akbar, dan Dito Abrar Amanullah.

Adithya Sudiarno menuturkan bahwa penghargaan dari GCCPO berdasar konsep desain 4 in 1 practically. “Penghargaan itu merupakan salah satu yang mengejutkan kami,” ungkap dosen pengampu Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, Departemen Teknik Industri tersebut.

Konsep 4 in 1 practically, lanjut Adithya, adalah eco design produk tersebut menggunakan bahan 100 persen Recycled High Density Polyethylene (HDPE). Hal ini berpengaruh pada penambahan kapasitas penyimpanan, sehingga dengan menambah lembaran baru HDPE di beberapa bagian, maka kapasitas produk akan membesar. Selain itu, komponen pendingin yang menggunakan termoelektrik atau perangkat konversi energi panas dan ice gel, serta penggunaan panel surya dan listrik. Desain mobilitas produk juga yang dibuat mengacu prinsip rancangan antropometri (pengukuran dimensi tubuh manusia) agar produk bersifat ergonomis.

Sementara Muhammad Adrian Fadhilah menambahkan bahwa ES-PORT telah diuji coba dan diaplikasikan langsung pada nelayan di Kenjeran, Surabaya. Produk ini mampu mendinginkan hingga suhu minus 5,5 derajat celcius selama kurang lebih sepuluh jam. (yp)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*