“Untukmu Bapak Menteri Pendidikan Yang Baru”; Surat Terbuka dari Guru di Mappi, Papua

Sharing for Empowerment

Ini budaya yang sudah terjadi sebelum atau sesudah Mappi menjadi kabupaten baru, pemekaran dari kabupaten Merauke. Mau dibawa kemana, kalau budaya seperti ini tidak dibasmi? Jangan harap pendidikan yang sejahtera, anak didik ke sekolah tanpa menggunakan seragam, mereka layaknya berpakaian untuk ke hutan tetapi mereka memakainya ke sekolah.

Duduk belajar di bawah lantai tanpa kursi. Mau pakai kursi duduk, kursinya patah. Mau tulis di meja, tetapi saat tulis mejanya bergoyang. “Ibu guru, kami takut patah mejanya,” kata seorang murid.
Mau beli kursi, para kepala sekolah Dana BOS tidak jelas pemakaiannya. Lalu, kenapa Dinas Pendidikan Kabupaten Mappi selalu menyetujui LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) yang dibuat oleh kepala sekolah? Sedangkan pemakaiannya tidak sesuai? Apa ada campur tangan orang dalam dan pejabat sekolah? Wah gawat, sangat disayangkan. Apapun yang mereka gunakan, yang penting mereka mau menuntut ilmu, mau salahkan siapa? Inilah Mappi….

Sekolah ditutup berbulan bulan bahkan tahunan. Guru-guru ke kota dengan alasan mengurus Dapodik (Data Pokok Peserta Didik) dan dana BOS. Padahal, ke kota hanya habiskan dana bos, lalu ke kampung buka sekolah untuk Ujian Nasional.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*