“Untukmu Bapak Menteri Pendidikan Yang Baru”; Surat Terbuka dari Guru di Mappi, Papua

Sharing for Empowerment

Pele. Yo, mari sudah coba kita ke sana. Sio, Ya Tuhan, air mata harus mengalir lagi, kenapa?? 6 tingkatan kelas cuma ada 3 ruangan? Ya itu nyatanya. Bagaimana pembelajaran tiap hari? Digabungkan kelas 1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6. Bayangkan 2 orang guru harus menangani 6 kelas dalam 3 ruangan. Apa yang anak didik dapatkan?? Bagaimana nasib generasi berikutnya kalau seperti ini terus ???

Belum lagi ketika guru ada urusan di Kabupaten, anak didik mau tidak mau harus diliburkan. Belum lagi gurunya pergi dengan alasan urusannya berbulan-bulan, siapa yang mau mengajari mereka? Pertanyaannya, mau tidak mau anak-anak ya berkeliling ke hutan, tinggal di lokasi tempat mencari makan dan gaharu mengikuti orangtua mereka.

Diana Cristiana Da Costa Ati bersama warga. (Dok. Pribadi)

Saya kembali melihat secarik kertas bertuliskan, Nota tugas no 814.1/2156. a/n Diana Cristiana Da Costa Ati, S.Pd bertempat tugas di Kampung Kaibusene, Kabupaten Mappi Papua. Apa yang akan saya buat selama 2 tahun? Dalam kurun waktu yang singkat untuk memajukan pendidikan di Mappi sebagai seorang Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT)? Kadang saya dan 2 orang teman guru GPDT, Antonius Tampani dan Indah Rovitha Meyok menghabiskan makan malam kami dengan berdiskusi singkat. Kami semua tak pernah menyangka masih ada kehidupan seperti ini di era reformasi. Ini salah siapa? Menggelengkan kepala dan menarik napas panjang, hal itu yang bisa kami perbuat.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*