BANTEN, KalderaNews.com – Kepala LAPAN, Prof. Thomas Djamaluddin menegaskan Indonesia mempunyai impian besar untuk memiliki bandar antariksa. Mimpi ini harus mulai diwujudkan perlahan-lahan dengan target 25 tahun.
Dikutip dari situs resmi LAPAN, paling lambat tahun 2040 atau menjelang 100 kemerdakaan Indonesia sudah mempunyai kemampuan membuat satelit sendiri dan meluncurkan dengan wahana roket sendiri dari bumi Indonesia.
Kegiatan peluncuran wahana antariksa untuk mengorbitkan satelit pun semakin jelas. LAPAN sendiri telah melakukan kajian terhadap alternatif lokasi bandar antariksa seperti Pulau Enggano, Pulau Nias, Pulau Morotai, dan Pulau Biak.
BACA JUGA:
- Yuk Kenali Encephalitis, Penyebab Pemain Sepak Bola Alfin Lestaluhu Meninggal
- Heboh Aica Aibon, Inilah Efek Negatif Jika Menghirupnya
- Wow, Ditemukan Katak Bertanduk, Spesies Baru dari Hutan Kalimantan
- Lomba Foto dan Video Pendek Guru Madrasah, Total Hadiah Rp 48 Juta
- Gagal Beasiswa 6 Kali, Rizka Primahasti Ayuni Pantang Menyerah
Dari beberapa lokasi tersebut yang memenuhi persyaratan teknis sebagai lokasi pembangunan bandar antariksa salah satunya adalah Pulau Biak, Desa Soukobye, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Pulau Biak memiliki keunggulan kompetitif yaitu sangat dekat dengan ekuator atau garis khatulistiwa, dimana terletak pada titik koordinat 0º55?-1º27? Lintang Selatan (LS) dan 134º47?-136º48 Bujur Timur (BT).
Dengan posisi tersebut sangat baik sebagai tempat peluncuran Roket Peluncur Satelit (RPS) ke Geostationary Earth Orbit (GEO) dan berdampak positif pada penghematan penggunaan bahan bakar roket ketika peluncuran.
Kepala LAPAN berharap bahwa pembangunan bandar antariksa skala kecil dengan ukuran 100 ha (1 km2) diharapkan pada tahun 2024 sudah dapat dipergunakan untuk kegiatan uji terbang peluncuran roket-roket skala kecil. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply