Gagal Beasiswa 6 Kali, Rizka Primahasti Ayuni Pantang Menyerah

Awardee Beasiswa Studeren in Nederland (StuNed) 2019 ke Utrecht University, Rizka Primahasti Ayuni di Pre-departure Briefing Study in Holland, 3 Agustus 2019
Awardee Beasiswa Studeren in Nederland (StuNed) 2019 ke Utrecht University, Rizka Primahasti Ayuni di Pre-departure Briefing Study in Holland, 3 Agustus 2019 (KalderaNews/Fajar H)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Sudah berapa kali sih kamu gagal mendapatkan beasiswa? Gitu saja sudah menyerah? Ingat apa yang kerap Bunda katakan “Jangan pernah menyerah!”. 

Kamu gagal lagi dan gagal lagi mendapatkan beasiswa? Simak pengalaman dan tip Rizka Primahasti Ayuni yang pernah gagal mendapatkan beasiswa hingga 6 kali ini.

Satu dari puluhan penerima Beasiswa Studeren in Nederland (StuNed) 2019 berbagi pengalaman pada KalderaNews saat Pre-departure Briefing Study in Holland, 3 Agustus 2019 lalu.

BACA JUGA:

“Saya selama 2 tahun berusaha untuk mencari beasiswa. Bahkan, saya mengalami kegagalan sampai 6 kali. Dari kegagalan itu saya belajar ternyata saya kurang dalam mempersiapkan motovation letter,” kenang profesional di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang ambil Program Master Banking and Finance di Utrecht University dengan beasiswa StuNed.

“Saya buka-buka website Utrecht bagus karena banking and Finance ini diberikan pada regulator. Ini cocok banget dengan saya. Mata kuliah yang ditawarkan juga menarik karena ada risk management hingga fintech segala. Ini sangat penting sebagai regulator atau supervisor di pasar modal.” 

Ia menambahkan mempersiapkan motivation letter itu nggak hanya seminggu doang. Bahkan untuknya, membuat motivation letter yang bagus itu sampai 2 bulan. 

“Pas StuNed ini saya mempunyai waktu banyak untuk mempersiapkan. Jadi, alhamdulillah hasilnya yang terbaik,” tegas alumni Universitas Airlangga (Unair) jurusan Akuntansi.

Motivation letter ini agak tricky baginya: 

Pertama, kita harus tahu apa sih alasan kita mau kuliah. Ini harus diyakini kenapa mau ambil jurusan itu. Ia sampai sebulan penuh mikir kenapa sih mau ambil banking and finance ini. Ia pun sadar ingin memperbaiki kondisi sekuritas di Indonesia. Ia prihatin dengan sekuritas yang gampang tutup. Sebagai pengawas ia sangat sedih saat harus mencabut izin mereka. Ia ingin memperbaiki kondisi ini. Semoga dengan belajar di Utrect University ke depannya ia bisa bikin kebijakan terkait liquidity management.

Kedua, motivation letter itu harus inline dari atas sampai ke bawah. Dari alasan sampai kita akan ngapaian harus inline semua. 

Ketiga, pastiin kata-katanya tegas dan to the point.

Keempat, minta review mentor, atasan dan teman-teman. Ada banyak masukan hingga hanya dalam 500 kata itu sudah menceritakan kita banget.

“Kalau saya review motivation letter sebelumnya itu nggak inline. Saya ngerasanya nggak mengalir. Dari alasan kenapa mau sekolah sampai nantinya mau ngapain nggak nyambung.” (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*