JAKARTA, KalderaNews.com – Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan KPK akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Senin ini, 2 September 2019. Pansel capim KPK akan menyerahkan 10 orang nama yang telah terseleksi.
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana menilai proses seleksi yang dilakukan oleh pansel KPK tidak berjalan dengan baik. Pansel KPK mengabaikan masukan dari masyarakat dan tokoh seperti Mahfud MD dan istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah, yang sudah mengingatkan ada capim yang mempunyai masalah, namun capim tersebut tetap diloloskan
BACA JUGA
- Semua Anak Pasti Memiliki Kemampuan Istimewa, O2SN 2019: Tidak Ada yang Tidak
- Kesepakatan Tercapai, Gembok di Sekolah St. Paskalis Dibuka Kodam Jaya, Ini Klarifikasi Lengkapnya
- Gerbang Sekolah di Jakarta Digembok TNI Jadi Momentum Dialog Terbuka
- Viral Surat Terbuka Gerbang Sekolah St Paskalis Jakarta Digembok TNI
- Ini Profil dan Reaksi Pedas Netizen Terkait Impor Rektor Asing dari Korea Selatan
Lantas seperti apa pendapat para guru besar di Indonesia terkait proses seleksi calon pimpinan KPK 2019 ini? Berikut ini kata 8 guru besar di Indonesia:
- Prof Asep Syaifuddin (Rektor Universitas Al-Azhar)
KPK harus diisi oleh orang-orang yang berintegritas tinggi dan berjiwa besar untuk kemajuan NKRI. Jadi di dalam KPK adalah orang-orang yang bersih, jujur, bermoral tinggi, independen, dan tidak punya kepentingan apa-apa selain untuk menjadikan negara ini bersih dari korupsi. - Prof Hibnu Nugroho (Guru Besar Universitas Soedirman)
Mencermati polemik tentang Pemilihan Pimpinan KPK, untuk betul-betul mempertimbangkan masukan-masukan dari publik, karena KPK milik publik, oleh karena nya faktor Integritas, Independensi dan Profesionalitas merupakan harga mati. Seandainya tidak memenuhi harapan publik, Pansel dan DPR tidak memaksakan untuk memilihnya. - Prof Sulistyowati Irianto (Guru Besar Universitas Indonesia)
KPK adalah garda terdepan bagi Indonesia yang bersih dari korupsi. Penegakan hukum dan jaminan demokrasi salah satunya ditentukan oleh KPK yang kuat. Komisioner KPK haruslah merupakan tokoh-tokoh yang terbukti memiliki sifat kenegarawanan dan tidak punya cacat cela sedikitpun dalam hal korupsi sejak dari pikiran, ucapan dan tindakan. - Prof Mahfud MD (Guru Besar Universitas Islam Indonesia)
KPK adalah anak kandung reformasi yang telah berhasil membangun optimisme masyarakat tentang masa depan perang melawan korupsi di Indonesia. Oleh sebab itu jangan bunuh asa masyarakat karena salah menempatkan komisioner. - Prof Bambang Hero Saharjo (Guru Besar Insititut Pertanian Bogor)
Sejatinya karena KPK merupakan institusi yang hingga saat ini adalah satu-satunya institusi yang terbersih dan paling berkomitmen melakukan penegakan hukum korupsi, maka calon pimpinan KPK adalah sosok teladan tanpa cacat. Adalah tidak mungkin.merbersihkan lantai yang kotor dengan sapu yang kotor. - Prof Ningrum Natasya Sirait (Guru Besar Universitas Sumatera Utara)
Korupsi yang menggurita menjadi musuh kita bersama. Perlu KPK yang kuat, tahan gempuran dari berbagai penjuru dan kredibel. Mendapatkan individu yang mampu menjalankan perang terhadap korupsi dimulai dari proses seleksi yang bersih, independen, akuntabel. Kami mau lewat seleksi yang benar KPK wajib diisi oleh orang orang yang memang siap berjuang melawan korupsi. - Prof Topo Santoso (Guru Besar Universitas Indonesia)
Pimpinan KPK ujung tombak penanggulangan korupsi: mesti bersih, independen dan kredibel. - Prof Syamsudin Haris (Guru Besar Politik LIPI)
Terlampau besar resiko yang ditanggung bangsa kita apabila KPK lumpuh dan maling-maling itu berkuasa. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply