JAKARTA, KalderaNews.com – Duta Besar Belanda untuk Indonesia yang baru, Lambert Grijns baru seminggu berada di Indonesia. Dalam waktu dekat ia akan menyerahkan letter of credentials (surat kepercayaan) kepada Presiden Joko Widodo.
Berbicara di hadapan sekitar 300 alumni StuNed, ia mengaku menjadi seorang pendatang baru dan seorang yang benar-benar asing. Uniknya, meski baru beberapa hari di Indonesia, sebagian kata sambutannya di acara ini disampaikan dalam bahasa Indonesia.
Ia membacakan sambutannya dalam bahasa Indonesia dengan fasih dari sisi pengucapan, tidak seperti cara mengucapkan kata-kata dalam bahasa Indonesia oleh para pendatang baru dari Eropa pada umumnya. Pelafalannya tepat dan gampang dimengerti.
BACA JUGA:
- 20th Anniversary StuNed: It’s All About Impact
- 23 Staf dari 12 Universitas Dalami Kajian Sosio Legal dengan Beasiswa StuNed
- Fariz Kukuh Harwinda: Tips Anak Desa Dapat Beasiswa StuNed ke Belanda
- Interview Roy Spijkerboer: Program Beasiswa StuNed di Mata Kedutaan Belanda
- Ratih Ananda Putri: Tips dan Pengalaman Meraih Beasiswa StuNed 2019
- Selamat, 31 Mahasiswa dan Profesional Muda Indonesia Dapat Beasiswa StuNed 2019
“Saya sendiri baru tiba di Indonesia sebagai Duta Besar Kerajaan Belanda yang baru. Jadi saya mengerti bagaimana rasanya menjadi seorang pendatang baru, seorang yang asing, seperti juga yang anda rasakan ketika tiba di Negeri Belanda,” akunya di depan alumni StuNed saat memberikan sambutan di acara Perayaan 20 Tahun StuNed di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa, 10 September 2019.
Ia menegaskan bahasa menjadi penting dalam komunikasi yang efektif dan terlebih untuk saling mengerti satu sama lain.
“Saya menyadari betapa pentingnya untuk saling mengerti bahasa satu sama lain, untuk dapat berkomunikasi dengan efektif. Dan Anda semua, para alumni, mampu melakukan hal penting tersebut, menghubungkan kedua negara kita.”
“Oleh karena itu, saya merasa sangat terhormat untuk mengatakan, saya tidak sendirian sebagai Duta Besar, bahwa malam ini kita punya satu ruangan penuh dengan para Duta Besar!” tegas the Dutch Ambassador for SRHR & HIV/AIDS and Director of the Social Development Department at the Ministry of Foreign Affairs itu disambut tepuk tangan meriah.
Berbicara soal pendidikan ia berpandangan bahwa kualitas dari pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk semua orang. Pendidikan tidak hanya tulang punggung untuk satu individu tetapi untuk seluruh masyarakat dalam rangka menciptakan inovasi menumbuhkan kesadaran, dan memperkuat institusi-institusi.
Ia lantas berharap pada para alumni StuNed untuk memainkan peran pentingnya dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan terutama mengatasi tantangan yang dihadapi kedua negara (Indonesia-Belanda).
“Bagaimana kita memastikan bahwa kota kita tetap dapat ditinggali? Bagaimana kita menjaga kepastian hukum di masyarakat? Masalah-masalah seperti inilah yang memberikan peluang bagi kita untuk saling belajar dan bekerja sama satu sama dengan yang lainnya.”
“Dengan beragamnya alumni yang hadir di sini malam ini, jaringan alumni StuNed menunjukkan potensi besar untuk mengatasi berbagai tantangan dan menghasilkan dampak yang positif tidak hanya untuk karir dan masa depan Anda sendiri, tetapi untuk Indonesia, Belanda, dan mungkin seluruh dunia,” pungkasnya. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply