Gerbang Sekolah di Jakarta Digembok TNI Jadi Momentum Dialog Terbuka

Pengembokan gerbang Yayasan Ignatius Slamet Riyadi Cijantung
Pengembokan gerbang Yayasan Ignatius Slamet Riyadi Cijantung (KalderaNews/FB: Keuskupan Agung Jakarta)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Warga netizen Facebook dihebohkan dengan postingan surat terbuka pada Presiden Jokowi dan Mendikbud terkait penggembokan Sekolah St. Paskalis oleh TNI di media sosial Facebook yang ditulis oleh Ketua Pembina Yayasan St Paskalis, Rm Robertus Agung Suryanto OFM pada Jumat malam, 30 Agustus 2019 dan diposting pula oleh akun resmi facebook milik Keuskupan Agung Jakarta.

Surat terbuka yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo dan Mendikbud tersebut berisi seruan keprihatian karena gerbang persekolahan St Paskalis di area Kodam-Sumur Batu digembok oleh dua anggota TNI.

Dari postingan ini pula diketahui bahwa penggembokan oleh pihak TNI juga terjadi pada gerbang Yayasan Ignatius Slamet Riyadi Cijantung.

BACA JUGA

Warga netizen pun beragam reaksinya. Ada yang mengecam, namun tak sedikit pula yang berharap ini menjadi momentum untuk dialog terbuka pihak yayasan dengan TNI.

Berikut ini reaksi netizen yang dihimpun KalderaNews dari komentar di Facebook Keuskupan Agung Jakarta:

Sri Wahyuni Idris, “Apakah penggembokan mendadak? Pastinya tidak. Pasti sebelumnya ada pembicaraan proses ini. Klu pihak yayasan bisa antisipasi sblmnya, mencari lahan, membangun sekolah dll…..itu yg seharusnya dilakukan, bukan?

Ning Suta, “Menurut sy kemungkinan sdh ada beberapa kali peringatan sebelumnya, hanya kurang direspon oleh pihak yayasan…. Ini opini sy pribadi ya…

Yohanes Aris Rahardjo, “Kita harus rasional serta tidak emosional . Jika memang Yayasan Katolik PASKALIS memakai tanah Institusi TNI AD . Kan bisa dibicarakan baik – baik . Cara nya Ketua Yayasan PASKALIS beserta staf nya menghadap PANGDAM JAYA terus cerita sejarahnya hingga dapat Lahan tersebut . Kalau toh lahan itu mau dipakai Institusi TNI mohon kebijaksanaan nya.

Ilie G. Wantah, ” Dari Cempaka putih pindah sementara ke Cilandak ??? Bagaimana anak2 dari Sumur Batu dsk pergi sekolah??? Bapak bisa bantu fasilitasi spy bisa buktikan bukan omong doang ? Terima kasih

Herry Simanjuntak, “Baiknya bicarakan dengan pihak TNI/Pangdam/Panglima TNI….minta diberikan waktu beberapa tahun guna melakukan proses pemindahan sekolah dan murid, sambil cari tempat penampungan sementara…saya yakin TNI pasti bersedia.”

Totok Sugiarto, “Jgn di gembok dulu lah toh msh 2021…sila 2 Pancasila nya mana?..beri kesempatan utk menyelesaikan amanah dan mempersiapkan lokasi baru…🙏

Ludony Ludony, “Kalau itu aset Negara kembalikan saja. Berilah kepada Negara apa yang menjadi milik Negara. Yayasan beli lahan baru saja.”

Bayu Kurniawan, “Ludony Ludony memang harus seperti itu, tapi ratusan anak anak yg bersekolah disana bagaimana nasibnya?? Mendirikan sekolah baru tidak semudah membalikkan tangan, apalagi dengan berbau agama… Sulit d Masa Masa seperti sekarang Pak. Mungkin anda bisa berbicara seperti itu karena anda sanggup, tetapi bayangkan untuk anak anak yg dari golongan menengah kebawah yg membayar yang sekolah saja kadang harus memutar otak karena tidak semua ortu murid yg bersekolah d sana semua orang mampu… Tidak semudah itu.”

Lumban Gaol Carlos, “Ya betul kalo memang tanah itu bukan milik yayasan harus bersedia mengembalikan kepada pemilik. Masalahnya tahun 2021 masih lama kenapa digembok dari sekarang. Tapi aku kurang tau itu logo di pamplek itu logo yayasan atau logo kodam jaya? Kalo pamplek itu dibuat oleh kodam, jelas sudah keterlaluan TNI gembok pintu dari sekarang.”

Ludony Ludony, “Bayu Kurniawan cuma ada 2 solusi: 1. Sementara yayasan bisa sewa duluh tempat lain. Contoh Tarakanita Waktu renovasi sewa kampus untar 3 di Cilandak.Setelah selesai baru pindah kembali Ke tarakanita. 2. Beri kesempatan Untuk cari lahan baru. Harus berpikir dari 2 pihak. Kita ga mau juga Masalah berlarut dan anak2 didik tetap bisa bersekolah.”

Tonny James, “Ludony Ludony sekedar konfirmasi waktu sekolah itu berdiri bukannya serobot tanah negara lho ya… tp memang kesepakatan dengan TNI untuk misi pendidikan dan setau saya sampai sekarang pun misi ini masih dijalankan karena anak2 tak mampu gratis sekolah disitu, nah kalo memang negara khususnya TNI sudah tidak ingin sekolah ada disitu, ya bijaknya kasih waktu untuk yayasan bisa pindah.. kalo seperti ini kesannya TDK menghargai.. dulu sepakat bersama boleh mendirikan setelah TDK mau kok kaya langsung ditendang begitu, memangnya murah dirikan sekolah? Pelajaran juga untuk semua, lain kali mau ada kerjasama seperti ini walau diminta juga lebih baik jangan..”

Hendri Econ, “Tindakan gembok menggembok mnrt saya bukanlah tindakan yg bijak dan terkesan arogan, yg dampaknya akan membuat anak didik ( anak bangsa ) yg menjadi korban, harus diingat bahwa UUD 45 sangat jelas dan tegas mengamanahkan negara wajib hukumnya utk menjamin pendidikan anak bangsa, kalu sdh begini….apakah tindakan gembok menggembok sesuai dgn UUD 45 ?? Klu ada mslh soal status tanah spy diselesaikan oleh pihak2 terkait tanpa harus mengorbankan anak bangsa dan melanggar UUD 45 sebagai konstitusi NKRI.”

Ong Giok Hoa, “Bukankah ada cara yg lebih elok drpd gembok menggembok? Apalagi sekolah ini utk mencerdaskan kehidupan anak bangsa“.

Lius Aldo Brian, “Saya dulu bersekolah disitu , menurut guru saya saat itu ia menjelaskan bahwa sejarahnya sekolah itu didirikan berdasarkan keputusan dua pihak .. yaitu angkatan Laut (TNI AL) & Yayasan Paskalis itu sendiri agar memenuhi kebutuhan pendidikan dilingkungan itu , lambat laun banyak anak-anak dari daerah sekitar seperti sunter , kemayoran , tanah tinggi ,dll ikut bersekolah disana..Liat hal ini rasanya kok sedih ya ? Walau banyak sekolah-sekolah lain disana , tapi hanya Paskalis satu-satunya sekolah yang saya tau tidak memungut biaya pada keluarga tak mampu , memberikan support penuh pada murid , ya walau mungkin tak sepenuhnya begitu indah.. Lagipula beberapa anak / cucu pejabat di kemiliteran juga sekolah disana kan?

Kegoudaby, “Klau lahan tanah milik TNI ya sdh ambil saja. klau tanah milik TNI maka dikembalikan. Selama ini klau pihak Yayasan tdk pernah urus, walau tahu tanah bermasalah maka salah sendiri.”

Lale Karyanto, “Kalau bisa kepala Yayasannya pergi bertemu Bapak Panglima TNI utk memohon solusinnya.”

Francis Sudharmono, “Semoga mendapatkan perhatian yg berwewenang dan dapat diperoleh solusi terbaik bagi kedua belah fihak. Hukum memang harus ditegakkan namun nasib para anak didik, guru dan karyawan selama beberapa tahun kedepan perlu di carikan jalan keluar, WIN-WIN approach.”

Edisgideon, “Kalau mmng benar itu aset Negara ya pasti diambil, tapi kalau sekolah itu untuk mencerdaskan Bangsa ya pemerintah harus pertimbangkan.. Semoga ada solusi baik antara yayasan dan pihak Kodam“. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*