Pemuda Ini Bertekad Kobarkan Semangat Bandung 1955 di Afrika

Pemuda Afrika di Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) di Bandung, Sabtu (24/8
Dua Pemuda dari Afrika berkunjung ke Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) di Bandung, Sabtu, 24 Agustus 2019 (KalderaNews/KBRI Addis Ababa)
Sharing for Empowerment

BANDUNG, KalderaNews.com – Indonesia dan Afrika memiliki hubungan yang dekat dan sangat penting, dimulai sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. Namun, kedekatan hubungan itu perlu di promosikan lebih luas kepada masyarakat Afrika, karena banyak orang Afrika terutama kalangan generasi muda yang belum mengerti tentang KAA. Hubungan dekat itu belum begitu terasa. Banyak juga yang tidak tahu tentang potensi kerjasama yang begitu besar antara Indonesia dan negara-negara Afrika, terutama di bidang ekonomi dan sosial budaya.

Hal itu dikatakan oleh Kalewongel Tesfaye setelah berkunjung ke Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) di Bandung, Sabtu (24/8). Di MKAA, Kalewongel yang juga founder Ethiopia-Indonesia Youth Association (EIYA) itu diterima oleh Prima, staf MKAA yang sekaligus menjelaskan makna KAA bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika. EIYA diluncurkan pada 11 Juni 2019 di KBRI Addis Ababa oleh pemuda Ethiopia tersebut, bersama-sama dengan pemuda Indonesia yaitu Kevin, Fathie dan Bryan disaksikan oleh Duta Besar RI, Al Busyra Basnur.

BACA JUGA

“Oleh karena itu, kami bertekad akan mempromosikan dan mengobarkan semangat Bandung 1955 itu di negara-negara Afrika, khususnya di Ethiopia, untuk diterjemahkan dalam bentuk kerjasama riel antar bangsa dan negara dibidang ekonomi dan sosial budaya,” kata Kalewongel yang juga CEO Youth to Youth, organisasi pemuda terkemuka di Ethiopia.

“Apalagi, setelah menghadiri Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Bali, kami melihat begitu banyak peluang kerjasama yang dapat dikembangkan oleh Indonesia dan Afrika untuk kemajuan bangsa-bangsa dunia,” tambah Kalewongel.

Kalewongel beserta temannya Sileshi Sals Umer, CEO Safe Light juga organisasi pemuda terkemuka di Ethiopia, berkunjung ke MKAA Bandung setelah keduanya menghadiri IAID di Bali 20-21 Agustus 2019 atas undangan KBRI Addis Ababa. IAID 2019 adalah forum pertemuan ekonomi Indonesia dengan negara-negara Afrika, dan sebagai tindak lanjut Indonesia Africa Forum (IAF) yang diselenggarakan di Bali, April 2018.

“Kalewongel dan Sileshi sengaja kita undang ke Indonesia karena keduanya adalah tokoh pemuda kreatif dan wirausaha muda Ethiopia yang memiliki perhatian besar untuk memajukan hubungan Indonesia-Ethiopia. Organisasi mereka memiliki anggota hampir 10.000 orang pemuda yang tersebar di Ethiopia,” kata Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika berkedudukan di Addis Ababa yang juga menghadiri IAID 2019 di Bali. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*