Inilah Sutradara Pertama Film Gundala

Sharing for Empowerment

Ketika ayahnya bermain film Saputangan (1949), Lilik dan keluarga pindah ke Jakarta. Dalam film arahan sutradara Fred Young itu, Lilik juga bermain sebagai figuran. Selanjutnya, dia berturut-turut bermain sebagai figuran dalam film Djembatan Merah (1950), Ratapan Ibu (1950), dan Damarwulan (1950).

Lilik belajar mengenai sinematografi ketika dia bekerja di Studio Persari (Perseroan Artis Indonesia) di bawah pimpinan Djamaludin Malik yang dikenal sebagai Bapak Industri Film Indonesia. Dia bekerja sebagai clapper boy, script boy, asisten sutradara, dan editing. Dia juga belajar dari sutradara berpengalaman Moh. Said. Melihat kesungguhan belajar Lilik, Djamaludin Malik mengirimnya ke Filipina. Di Studio LVN Manila, Lilik belajar montase dan penyutradaraan.

Pada 1954, Lilik dipercaya menjadi sutradara merangkap editor dalam film Tarmina produksi PT Persari Films. Debut film itu langsung melambungkan namanya dalam Festival Film Indonesia (FFI) pertama tahun 1955. Meski menjadi sutradara terbaik, namun Lilik tak setenar sutradara seangkatan seperti Usmar Ismail atau Nya Abbas Akup.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*