BANDAR SERI BEGAWAN, KalderaNews.com – KBRI Bandar Seri Begawan kembali membuktikan bahwa diplomasi budaya merupakan salah satu cara efektif dalam memperkuat hubungan Indonesia dengan Brunei Darussalam. Hal ini dilakukan melalui pertunjukan seni dan budaya oleh 54 orang mewakili Citra Argadia Indonesia dari Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Bali, Yogyakarta, Jakarta, Banten dan Maluku Utara.
Pertunjukan tersebut dilaksanakan di Aula Diplomatik KBRI Bandar Seri Begawan pada 27 Juli 2019 lalu. Tim Citra Argadia Indonesia tampil di hadapan sekitar 135 orang yang terdiri dari Brunei-Indonesia Friendship Associations (BRUDIFA), Women Council of Brunei, Dewan Perniagaan dan Perusahaan Melayu Brunei (DPPMB) serta kelompok pecinta Indonesia. Hadir sebagai bintang tamu yaitu Bapak Wakil Gubernur Maluku Utara, Bapak Al Yasin Ali dan istri.
Para penonton dibuat terpukau dengan berbagai penampilan seni dan budaya seperti Tari Lariangi dari Sulawesi Tenggara, tari Legong Bali, tari Golek Ayun-ayun Yogyakarta, Tari Linda dari Sulawesi Tenggara, Tari Ya Jamalu, Tari Cakelele Maluku Utara, peragaan busana baju-baju daerah dan hal yang sangat unik bagi orang Brunei yaitu Tari Bambu Gila dari Maluku.
BACA JUGA:
- Wajah-wajah Sumringah Para Penerima Beasiswa Erasmus Plus 2019
- Pasar Kangen 2019: Nostalgia Mie Pentil Hingga Sate Kere
- Masyarakat Bali di Jerman Rayakan Galungan di Pura Tri Hita Kirana Gärten der Welt
- Denyut Remarkable Indonesia Fair (RIF) 2019 di Amerika
- Tari Kontemporer di ASEAN Harus Tetap Berpijak pada Kekuatan Budaya
- Seni Membatik di Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2019
Dalam sambutannya, Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Dr. Sujatmiko menyampaikan pentingnya upaya memperkenalkan Indonesia di Brunei melalui diplomasi budaya dan ekonomi (soft diplomacy).
“Indonesia mempunyai banyak modal dan potensi yang dapat dikembangkan melalui budaya, kesenian dan kuliner. Diharapkan, melalui upaya “soft diplomacy” ini, masyarakat Brunei dapat mengenal Indonesia dan jatuh cinta kepada Indonesia, kepada keindahan alamnya, kepada orang-orangnya yang ramah, gastronomy nusantaranya yang penuh cita rasa dan kepada budayanya yang beraneka ragam,” kata Dubes Sujatmiko.
Selain itu, Dubes Sujatmiko juga meng-highlight peran aktif BRUDIFA sebagai sarana multi track diplomacy
antara Indonesia dan Brunei Darussalam. Menurut data dari KBRI, jumlah WNI kira-kira 60 ribu orang. Data imigrasi berdasarkan visa kerja sekitar 22 ribu orang dan berdasarkan WNI yang punya ID sekitar 28 ribu warga Indonesia di Brunei.
“Jumlah WNI yang cukup banyak ini merupakan modal dasar dalam mengembangkan soft power diplomacy di Brunei. Untuk itu, KBRI BSB akan selalu mendukung BRUDIFA untuk melakukan kerja sama di berbagai bidang dan mengembangkan kerja samanya dengan wadah perkumpulan masyarakat Indonesia yang sudah ada antara lain Persatuan Masyarakat Indonesia (Permai), Indonesian Business Council (IBC) dan 52 komunitas lainnya yang tersebar di Brunei Darussalam.
Ketua DPP Citra Argadia Pusat, Yun Arjuna, menyampaikan kebanggaannya menjadi bagian dari upaya positif Indonesia untuk mempererat persahabatan dengan Brunei.
“Selain memperkenalkan budaya Indonesia yang beragam di Brunei, kami juga turut aktif dalam melestarikan budaya nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Kami ingin agar pemuda Indonesia termotivasi untuk mengenal budaya, mepelajari dan melestarikannya,” tandas Yun.
Adapun, perwakilan BRUDIFA Pangeran Haji Yusof bin Pangeran Anak Hashim menyampaikan regenerasi organisasi sangat diperlukan saat ini oleh BRUDIFA.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa pembentukan BRUDIFA pada tahun 2009 didasari atas kecintaan kami kepada Indonesia. Namun, kebanyakan anggota-anggota saat ini sudah mulai sepuh dan pensiun dari jabatannya. Untuk itu kami terus mendorong generasi muda Brunei terlibat di BRUDIFA. Dan kunjungan Citra Argadia Indonesia ke Brunei hari ini menjadi pinpoint kerja sama ke depan, apakah melalui budaya atau melibatkan Pemda-pemda yang ikut hadir ke Brunei,” kata Pg Haji Yusof penuh semangat.
BRUDIFA dibentuk tanggal 6 Januari 2009. Pembentukan BRUDIFA diinisiasi oleh Pengiran Dato Paduka Haji Jaludin bin Haji Mohd. Limbang, mantan Duta Besar pertama Brunei Darussalam untuk Indonesia (periode tahun 1984-1986), terpilih sebagai ketua pertama BRUDIFA. BRUDIFA di launching kepada publik pada tanggal 24 Maret 2009 di Bandar Seri Begawan. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
AssWrwb
Saya ingin gabung dg organisasi ini
Sy bisnis di Indonesia dan pernah mjd wakil Brunei ka Jepun di acara Asean Japan Centre