MJO, Biang Kerok Banjir di Musim Kemarau

Sharing for Empowerment

Real Time Multivariate MJO seri 1 dan 2 (RMM1 dan RMM2) merupakan suatu indeks musiman untuk memonitor pergerakan MJO. Hal ini didasarkan pada sepasang fungsi ortogonal (Empirical Orthogolan Function/EOFs) dari gabungan rata-rata angin zonal 850-hPa, 200-hPa, dan data observasi satelit OLR. RMM1 dan RMM2 sangat membantu dalam menentukan onset monsun dan peluang terjadinya curah hujan ekstrim, serta berbagai kejadian lainnya.

Siklus MJO juga dapat diamati dengan menggunakan radar EAR (Equatorial Atmosphere Radar). Secara vertikal (zonal-vertikal) dalam data EAR, MJO nampak berupa gugus-gugus awan tumbuh di Samudera Hindia lalu bergerak ke arah timur dengan cakupan daerah 10 N-10S.

Distribusi MJO juga sangat dipengaruhi oleh Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), yakni daerah di sekitar ekuator yang menjadi wilayah pergeseran posisi matahari. Dampaknya bagi Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa adalah mengalami dua kali pemanasan maksimum, yaitu pada waktu matahari bergerak ke selatan melintasi ekuator dan kembali ke utara elintasi ekuator. ITCZ yang identik dengan curah hujan yang tinggi pun menyebabkan Indonesia mengalami puncak aktivitas konveksi yang menghasilkan hujan terjadi dua kali. Hal ini terlihat pada pola curah hujan bulanan yang memiliki dua puncak. Variasi distribusi kekuatan MJO bagi Indonesia juga dipengaruhi oleh posisi ITCZ di Indonesia. (AC)




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*