MJO, Biang Kerok Banjir di Musim Kemarau

Sharing for Empowerment

Selama perjalanan ke timur, MJO dipengaruhi oleh posisi matahari. Saat matahari tepat berada di ekuator, MJO bergerak lurus ke arah timur. Ketika posisi matahari berada di selatan ekuator, perjalanan MJO pun akan sedikit bergeser ke arah selatan ekuator. Hal ini menyebabkannya sering disebut sebagai penjalaran selatan-timur (south-eastern propagation). Sedangkan saat posisi matahari berada di utara ekuator, maka perjalanan MJO agak bergeser ke arah utara ekuator. Hal ini membuatnya sering disebut penjalaran utara-timur (north-eastern propagation).

Fenomena MJO juga terkait langsung dengan pembentukan kolam panas di Samudra Hindia bagian timur dan Samudra Pasifik bagian barat. Akibatnya, pergerakan MJO ke arah timur bersama angin baratan (westerly wind) di sepanjang ekuator selalu diikuti dengan konveksi awan kumulus tebal (Super Cloud Cluster/SCC). Awan konvektif ini menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi sepanjang penjalarannya yang menempuh jarak 100 kilometer dalam sehari di Samudra Hindia. Sementara ketika berada di Indonesia penjalarannya mencapai 500 kilometer per hari. Pergerakan SCC ini tentu saja berkaitan dengan pergerakan pusat tekanan rendah yang diikuti oleh perubahan pola angin.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*