SURABAYA, KalderaNews.com – Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) kembali membuat dunia tercengang setelah Tim Barunastra ITS sukses menjuarai ajang International Roboboat Competition (IRC) 2019 di Florida, Amerika Serikat yang berakhir Minggu, 23 Juni 2019. Maka, Tim Barunastra ITS berhasil mempertahankan gelar juara dunia yang diraihnya tahun lalu di ajang dan tempat yang sama.
Sebelum sukses bertanding dalam final bersama empat tim lain, setiap tim kapal robot (roboboat) ini terlebih dulu harus menjalani babak uji coba (trial) dan babak kualifikasi. Babak kualifikasi diikuti peserta sebanyak 13 tim dari universitas dari berbagai negara.
BACA JUGA:
- Jasmine Aulia: Dara Cantik Pencipta Fishco-Box Ramah Lingkungan
- Tiga Mahasiswa Unair Temukan Alat Pendeteksi Tsunami Berbasis IoT
- Rauhana Hilmy Kameela dan Shohibul Huda Amri Toreh Prestasi di Brunei
Lead Official Tim Barunastra ITS, Sabillah Margirizki menjelaskan, di seluruh babak setiap kapal robot harus menyelesaikan secara mandiri pada lima misi yang berbeda. Misi pertama bernama Autonomous Navigation. Dalam misi ini, kapal robot harus masuk dan keluar pintu yang sudah ditentukan secara otomatis dalam danau yang dijadikan arena lomba.
Berikutnya, kapal robot itu melakukan misi Speed Challenge, yaitu memasuki rintangan dan berputar balik di titik tertentu. “Kecepatan kapal sangat diperhatikan dalam babak ini,” tutur mahasiswa yang akrab disapa Sabil ini.
Misi ketiga, yaitu Automated Docking di mana setiap kapal robot harus menangkap frekuensi yang keluar dari tempat sandaran dan kapal robot itu harus mampu bersandar pada tempat yang memancarkan frekuensi itu. Setelah itu ada misi Raise the Flag, di mana terdapat semacam tujuh segmen yang menghadap ke langit dan menampilkan angka satu, dua, tiga, atau empat. Drone yang ada di atas kapal harus terbang secara otomatis untuk membaca angka, kemudian data dikirim ke kapal dan kapal harus bersandar di nomor satu, dua, tiga, atau empat sesuai informasi yang diperoleh dari drone. Dan misi terakhir adalah Find the Path, yang mengharuskan kapal robot masuk ke rintangan dari banyak bola dan memutari balik suatu titik yang kemudian keluar lagi dari rintangan berbagai bola itu.
Mahasiswi Departemen Statistika ITS tersebut juga mengungkapkan bahwa ketika babak kualifikasi, Tim Barunastra sukses berada di posisi pertama dengan poin 4.000 lebih. Poin tersebut sangat jauh dibandingkan dengan tim yang berada pada posisi kedua yang hanya memperoleh 1.034 poin. Sabil mengaku, selama tahap uji coba terdapat beberapa kesulitan yang dialami Tim Barunastra. “Salah satunya saat drone kita jatuh ke air karena ada delay waktu,” ungkap perempuan berhijab itu.
Selain itu, menurut Sabil, kompetisi ini juga mensyaratkan seluruh tim membuat paper, website, media sosial, mengunggah video tim untuk media branding tim, dan yang lain. Dari penilaian semua itu, Sabil menyebutkan bahwa Tim Barunastra berhasil menduduki posisi ketiga. Hasil ini juga menunjukkan bahwa Tim Barunastra telah sukses mempertahankan posisi gelar dunianya pada kompetisi tahun sebelumnya yang juga berhasil meraih juara pertama.
Sejak 2016, Tim Barunastra ITS selalu tampil gemilang dan menghasilkan hasil yang memuaskan. Secara berturut-turut peringkat dalam kompetisi dunia ini adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Embry Riddle Aeronautical University, Universitas Indonesia, Hagerty High School, dan VTEC Meksiko. Sementara, peserta lain berasal dari University of Michigan, Georgia Insitute of Technology Aerospace, University of Lusiana, Florida State University, Universitas Diponegoro, University of Puerto Rico, University of Colorado, dan Military Technical College Mesir.
“Percayalah bahwa sebuah pencapaian pasti diraih dengan usaha, nothing worth having comes easy,” ujar Sabil yang sekaligus mewakili ungkapan Tim Barunastra ITS atas torehan prestasi ini. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply