Angker, Penampakan Spesies Baru Anggrek Hantu di Purwodadi

Sharing for Empowerment

Gastrodia bambu memiliki bunga berbentuk lonceng dengan ukuran panjang 1,7-2 cm dan lebar 1,4-1,6 cm. Bunga didominasi warna coklat gelap dengan bagian bibir bunga berbentuk mata tombak memanjang bercorak jingga. Pada satu perbungaan dapat menghasilkan hingga 8 kuntum bunga yang mekar secara bergantian. Bunga menghasilkan aroma ikan busuk untuk mengundang serangga polinator. Perbungaan muncul dari tanah berseresah di bawah rumpun-rumpun bambu tua pada ketinggian 800 – 900 m dpl.

Pemilihan nama Gastrodia bambu berasal dari habitatnya yang spesifik di sekitar rumpun-rumpun bambu. Dari habitatnya tersebut, nama pun muncul dari Bahasa Indonesia, yakni “Bambu”. Sehingga, nama lengkap spesies baru itu pun menjadi Gastrodia bambu.

Berdasarkan catatan rekaman populasinya, spesies ini merupakan anggrek endemik yang hanya ada di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat dan Yogyakarta. Populasinya pun terbatas dan menghadapi tekanan degradasi habitat yang tinggi.

Tidak seperti tumbuhan anggrek pada umumnya. Hingga saat ini, spesies Gastrodia bambu dan kebanyakan anggrek holomikotropik lainnya, masih belum dapat dibudidayakan maupun ditumbuhkan di luar habitat aslinya. Hal tersebut menjadi misteri sekaligus tantangan utama dalam upaya konservasinya. Penelitian terkait kemampuan adaptasi spesies ini dalam menghadapi perubahan iklim masih terus dilakukan melalui analisis anatomi dan fisiologi. (JS)




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*