JAKARTA, KalderaNews.com – Komisioner KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) Pusat, Ubaidillah mengeritik lemahnya pelembagaan atau institusionalisasi Pancasila. Hal ini ditegaskannya saat menghadiri upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Juni 2019.
Di upacara dengan inspektur upacara (irup), Presiden Joko Widodo ini, ia memberikan contoh yang sering dengar dan lihat, dimana beberapa institusi pendidikan meminta muridnya atau mengajarkan yang bertolak belakang dengan kaidah Pancasila, bahkan penentangan.
BACA JUGA:
- Demokrasi Indonesia Jauh Lebih Maju Dibanding Ethiopia
- Inilah Hasil Angket Ujian Nasional (UN) SMP/MTS 2019
- Inilah 7 Kota/Kabupaten di Bangka Belitung Peraih Nilai UN Tertinggi Jenjang SMP/MTS 2019
“Ini menjadi potret bagaimana pelembagaan Pancasila juga lemah, di samping memang terjadi ketimpangan sosial di kehidupan kita,” tandasnya pada KalderaNews.
Ia juga menyoroti bagaimana kondisi konten-konten layar televisi dan siaran radio yang masih menyisakan persoalan yang membutuhkan penyiaran terkait Pancasila.
“Bahwa televisi dan radio selalu membuka dan menutup acara dengan lagu-lagu kebangsaan setiap harinya. Tetapi, tidak menyentuh waktu prime-time. Di konteks inilah sebenarnya, semangat dan nilai Pancasila serta kebangsaan itu musti hadir di TV dan radio,” tandasnya.
Ia menambahkan lembaga penyiaran mempunyai efek dominan dalam pembentukan karakter publik. Kreasi program siaran harus beranjak kreatif. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply