JAKARTA, KalderaNews.com – Hasil yang bagus itu butuh usaha. Hal ini berlaku juga dalam menghadapi berbagai tes, termasuk Ujian Nasional (UN) 2019 yang telah dilalui Emilia Fransisca (17) dari SMA Kristen 3 BPK Penabur.
Usaha kerasnya dalam latihan soal-soal membuahkan hasil. Remaja yang akrab disapa Emil ini sukses meraih peringkat ketiga UN 2019 bidang IPS di DKI Jakarta.
Emil mendapat nilai rata-rata 98.25 dengan capai nilai untuk Bahasa Indonesia 98,00, Bahasa Inggris 100,00, Matematika 100.000, dan Ekonomi 95.00.
BACA JUGA:
- Sukses UN 2019, Devita: Dengerin Arahan Guru di Sekolah
- Inilah 10 Siswa SMA Peraih Nilai UN IPA dan IPS Tertinggi 2019 di DKI Jakarta
- Inilah 10 SMA Negeri dan Swasta di DKI Jakarta dengan Nilai Rata-rata UN IPA Terbaik 2019
- Inilah 10 SMA Negeri dan Swasta di DKI Jakarta dengan Nilai Rata-rata UN IPS Terbaik 2019
- Inilah 10 SMA Swasta di DKI Jakarta dengan Nilai UN IPA Terbaik 2019
- Inilah 10 SMA Swasta di DKI Jakarta dengan Nilai UN IPS Terbaik 2019
“Aku kaget. Soalnya nggak nyangka gitu,” akunya saat pertama kali diberitahu teman-temannya soal capaian UNnya itu.
Saat berbicara pada KalderaNews, ia bercerita kalau mata pelajaran yang berat baginya waktu UN itu Bahasa Indonesia.
“Jawabannya banyak yang rancu gitu. Kayak semuanya bener gitu,” aku gadis yang pernah ikut OSN Kebumian hingga tingkat provinsi tersebut.
Penyuka mata pelajaran Matematika ini mengaku setelah lulus dari SMAK 3 PENABUR Jakarta berencana kuliah DKV atau akuntansi di UI.
“Aku suka dua-duanya. Dua-duanya santai gitu. Desain komunikasi visual keren karena aku suka gambar soalnya. Tapi sebenarnya masih bingung mau ambil jurusan apa, cuma ya kalau nggak diterima akuntansi UI ya ambil DKV. Aku suka dua-duanya.”
Saat ditanya soal cita-citanya ia justru mengaku belum kepikiran.
“Pokoknya sesuai dengan jurusan yang aku ambil aja. Aku suka dua-duanya. Tapi kalau bisa sih ngembangin bisnis dan kalau ada kesempatan.”
Di akhir perbincangan ia pun berbagi kiat khusus bagi siapa pun biar siap dan sukses menghadapi UN dari perspektif pengalamannya sendiri.
“Aku kerjain latihan dari sekolah (guru). Kalau ada yang salah diperhatiin salahnya dimana. Jadi untuk nextnya nggak salah-salah lagi di situ. Terus cari latihan soal dengan googling. Habis itu kalau ada yang nggak ngerti tanya dan yang pasti doa. Selanjutnya, belajar di luar sekolah, yaitu di rumah selama 1 jam liat-liat dan kerjain soal-soal yang dikasih,” pungkas anak pertama dari tiga bersaudara ini. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply