Komisi Energi PPI Dunia-Ecadin Akan Gelar Simposium Energi di Belanda

Gedung X TU Delft
Gedung X di Delft University of Technology, Delft, Belanda ini akan menjadi tempat perhelatan simposium internasional bertajuk “Young Professional for Sustainable Energy” pada Sabtu, 4 Mei 2019 (KalderaNews/Courtesy of X TU Delft)
Sharing for Empowerment

DELFT, KalderaNews.com – Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) melalui Komisi Energi bersinergi dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) akan menghelat simposium internasional bertajuk “Young Professional for Sustainable Energy” di Gedung X Delft University of Technology, Delft, Belanda, Sabtu, 4 Mei 2019.

Ketua Komisi Energi PPI Dunia 2018/2019 PPI Jerman, Avianto Nugroho saat dihubungi KalderaNews menegaskan bahwa melalui simposium ini Komisi Energi PPI Dunia ingin mencari satu kerja nyata apa yang bisa dilakukan profesional muda untuk menerjemahkan konsep energi yang berkelanjutan agar bisa bermanfaat untuk pembangunan ekonomi nasional, penciptaan nilai tambah, dan penyerapan tenaga kerja dalam negeri.

Apalagi, pengembangan diri untuk bisa berkontribusi di sektor energi secara profesional bagi generasi muda menjadi hal yang mutlak. Pasalnya, Indonesia kini mulai memasuki era bonus demografi yang ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) atas jumlah penduduk usia tidak produktif. Berbagai pihak diharapkan dapat melihat fenomena ini sebagai sumber utama percepatan perekonomian nasional berbasis kualitas dan berkelanjutan.

BACA JUGA:

Lebih jauh lagi, apa saja yang perlu disesuaikan agar sumber daya manusia Indonesia dapat menjadi pemacu modernisasi ekonomi tanah air menuju era industri 4.0 adalah pertanyaan besar bagi generasi muda Indonesia dalam mempersiapkan diri sebagai tenaga kerja yang terampil dan inovatif.

“Kebetulan kami menemukan visi yang sama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) untuk membuat satu gerakan atau kegiatan yang bisa menjadi wadah atau tempat berkumpulnya ide-ide bagi pelajar-pelajar Indonesia atau stakeholder di sektor energi. Simposium ini merupakan wujud nyata dari ide-ide kami. Simposium energi ini merupakan simposium pertama yang dilakukan Komisi Energi,” terang Avianto Nugroho.

“Simposium ini diharapkan bisa mempertemukan pelajar-pelajar Indonesia dan semua stakeholder lintas disiplin. Partisipan bisa mencari ilmu baru, pengetahuan baru, dan juga memperluas networking. Kita harapkan ini bisa dicapai oleh mereka di simposium ini,” imbuhnya.

Wakil Ketua Komisi Energi PPI Dunia 2018/2019 PPI Belanda, Grace Triana Peranginangin menambahkan bahwa simposium ini sebenarnya sudah digagas sejak awal Oktober 2018.

Wakil Ketua Komisi Energi PPI Dunia 2018/2019 PPI Belanda, Grace Triana Peranginangin
Wakil Ketua Komisi Energi PPI Dunia 2018/2019 PPI Belanda, Grace Triana Peranginangin (KalderaNews/Dok. Pribadi)

Setelah melalui berbagai pertimbangan dan masukan, akhirnya gerakan satu visi antara Komisi Energi PPI Dunia dan Energy Academy Indonesia (Ecadin) mewujud dalam simposium yang bakal menyiapkan rekomendasi-rekomendasi termutakhir di sektor negeri pada pemerintah yang baru.

“Harapannya peserta makin terbuka matanya tentang kondisi riil. Jadi bisa melihat dari sisi masyarakat, praktisi, akademisi dan lain-lainnya sehingga selanjutnya bisa berpartisipasi di bagian apa. Bagi mahasiswa yang sedang mencari penelitian yang terkait energi bisa mendiskusikan solusi yang terbaik,” tandasnya.

Sementara itu, Co-Founder Energy Academy Indonesia (Ecadin), Desti Alkano, Ph.D. menandaskan bahwa energi ini adalah multi disiplin area sehingga tidak hanya temen-temen teknis yang harus berkontribusi.

Co-Founder Energy Academy Indonesia (Ecadin), Desti Alkano, Ph.D dan Ketua Komisi Energi PPI Dunia 2018/2019 PPI Jerman, Avianto Nugroho
Co-Founder Energy Academy Indonesia (Ecadin), Desti Alkano, Ph.D dan Ketua Komisi Energi PPI Dunia 2018/2019 PPI Jerman, Avianto Nugroho (KalderaNews/Dok. Pribadi)

“Temen-temen sosial, temen-temen hukum juga ada tempat, area, dan arena untuk berkontribusi memikirkan kompleksitas masalah dan tantangan di sektor energi kita sehingga yang kita harapkan bisa dikerjakan bersama,” tandasnya.

“Yang kita takutkan, profesional muda dan temen-temen kita tidak punya wadah untuk berinteraksi dengan teman-teman lintas atau beda disiplin. Oleh sebab itu, yang perlu kita beri ke mereka adalah awareness terkait trust dan optimisme bahwa masa depan ada di kita dari berbagai disiplin,” pungkasnya.

Simposium energi yang akan dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, H.E. I Gusti Agung Wesaka Puja dan dilanjutkan dengan dua Keynote Speech oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Ir. F.X. Sutijastoto, M.A. dan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Dr. Muhammad Dimyati ini masih dibuka untuk partisipan baru yang ingin bergabung dengan mengisi formulir khusus yang telah disediakan dengan KLIK: . (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*