Suara Redaksi: Studi Kasus Bunuh Diri

Sharing for Empowerment

BACA JUGA:

Belum lagi adanya arus globalisasi yang karakter dasarnya me-marginalisasi-kan keutamaan dan sifat manusia yang tidak mempunyai nilai pasar. Nilai-nilai seperti cinta, kehormatan, perhatian, kebersamaan, kerelaan, pengorbanan, ketanpapamrihan, integritas kepribadian dan solidaritas tidak banyak mendapat perhatian, karena tidak memberi nilai lebih di pasar

Ketika individu tidak siap untuk tampil dengan individualisme maka bisa saja ia menjadi linglung, individu kehilangan pegangan (anomi atau normlessness). Ketika kehilangan pegangan, ia lantas terbongkar keasliannya. Ia yang selama ini menjadi parasit, tiba-tiba terlepas darinya tanpa identitas. Meski demikian, ada banyak faktor dari bunuh diri yang acapkali diabaikan.

Seorang sosiolog tersohor yang lahir di desa Epinal, Prancis Emile Durkheim (1857-1917) menggagas dengan tajam sebuah perbuatan pada masyarakat modern yang nampaknya paling individualistis yaitu bunuh diri. Ia mendiktumkan bahwa perbuatan “bunuh diri“ erat berkaitan dengan faktor predisposisi psikologis tertentu, faktor keturunan dan kecenderungan seseorang meniru orang lain. Meski demikian, ia tidak puas dengan kerangka berpikir minimalis dan kurang komprehensif tersebut. Ia menangkap ada banyak kasus bunuh diri yang disebabkan oleh faktor sosial.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*