Bagaimana Mungkin Black Hole alias Lubang Hitam Itu Bisa Dipotret dan Hasilnya Seperti Ini?

Foto pertama lubang hitam yang didapatkan lewat observasi dengan Event Horizon Telescope (EHT)
Foto pertama lubang hitam yang didapatkan lewat observasi dengan Event Horizon Telescope (EHT) (Foto: EHT)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Dunia sains khususnya astronomi dihebohkan dengan rilis pertama wujud black hole (lubang hitam) yang selama ini misterius.

Tim yang terdiri dari 200-an ilmuwan berhasil menunjukkan pada dunia kalau lubang hitam itu ada dan tidak hanya spekulasi dan imajinasi. Lalu bagaimana potret nyata lubang hitam itu bisa ada?

Tim yang terdiri dari 200-an ilmuwan menggunakan gelombang radio yang berasal dari lubang hitam berjarak 500 triliun kilometer dari Bumi, di galaksi M87. Gelombang radio dari lubang hitam (black hole) itu sampai ke bumi, persis seperti cahaya matahari sampai ke bumi dari segala arah.

BACA JUGA:

Gelombang dari lubang hitam itu ditangkap oleh satu set “mata” para ilmuwan. Set mata di sini adalah 8 teleskop yang seluruh kesatuannya dinamai Event Horizon Telescope (EHT). Masing-masing perangkat teleskop ada di lokasi berbeda sedemikian sehingga jika dihubungkan satu sama lain akan seluas bumi.

Foto lubang hitam perdana ini dihasilkan oleh delapan teleskop yang tersebar di Hawaii, Arizona, Spanyol, Meksiko, Chili, dan Kutub Selatan. Semua teleskop itu terhubung dengan EHT dan bertugas menggali data dua lubang hitam pada dua sudut semesta.

Black hole diabadikan oleh delapan teleskop yang tersebar di beberapa negara dan terhubung oleh Event Horizon Telescope (EHT). EHT sudah mengumpulkan jutaan gigabyte data atau lebih dikenal sebagai interferometri. Sayang, data ini masih belum cukup untuk menggambarkan seperti apa wujud lubang hitam.

Si jenius muda Katie Bouman (29), pakar algoritma dan peneliti yang pernah menjadi mahasiswa pascasarjana jurusan ilmu komputer di Massachusetts Institute of Technology (MIT) (F
Si jenius muda Katie Bouman (29), pakar algoritma dan peneliti yang pernah menjadi mahasiswa pascasarjana jurusan ilmu komputer di Massachusetts Institute of Technology (MIT) (Foto: Ist)

Untuk itulah si jenius muda Katie Bouman (29) dengan algoritmanya membantu para ilmuwan merancang tiga varian kode skrip untuk akhirnya menjadi gambar utuh.

“Kami mengembangkan cara untuk menghasilkan data sintetis dan menggunakan berbagai algoritma. Kami menguji semuanya dengan cermat agar bisa menghasilkan gambar (lubang hitam),” terang Bouman.

Bouman tidak hanya mengembangkan satu algoritma. Lebih banyak algoritma berbeda akan memberi asumsi berbeda pula. Namun, jika semuanya memunculkan struktur yang sama, dapat dipastikan gambar yang ditampilkan mendekati benar.

Oleh sebab itu, foto pertama lubang hitam yang dirilis ini merupakan hasil dari sejumlah algoritma berbeda, tidak hanya satu. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*