Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Pertama di Indonesia Ada di Bantargebang

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih Bantargebang
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih Bantargebang baru mampu mampu mengolah 100 ton/hari (KalderaNews/Ristekdikti)
Sharing for Empowerment

BEKASI, KalderaNews.com – Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih Bantargebang resmi beroperasi pekan ini. PLTSa ini diharapkan dapat menjadi solusi pengelolaan sampah nasional terutama di kota- kota besar Indonesia.

Menristekdikti Mohamad Nasir menjelaskan dalam sehari, DKI Jakarta memproduksi 8.000 ton sampah, sedangkan Kota Bekasi mencapai 1.800 ton. Adanya PLTSa ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah, baik di DKI Jakarta maupun di Kota Bekasi.

“Total ada sekitar 10 ribu ton sampah per hari. PLTSa Merah Putih Bantargebang ini merupakan ‘pilot project’ sehingga baru mampu mengolah 100 ton/hari. Kita dorong BPPT untuk menghasilkan teknologi yang mampu mengolah 2.000 hingga 5.000 ton per hari,“ ujar Menristekdikti.

BACA JUGA:

Menteri Nasir mengajak semua pihak untuk merubah paradigma agar tidak hanya menjadikan sampah sebagai sumber masalah yang harus dibuang, namun menjadikan sampah sebagai sebuah komoditi. Sampah yang dikelola dengan baik akan menghasilkan nilai tambah, seperti listrik yang akan dihasilkan oleh PLTSa Merah Putih.

“Tahun 2021 jika pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan serius dan sistematis, beberapa kota di Indonesia akan mengalami situasi darurat sampah. Oleh karena itu perlu ada teknologi pengelolaan sampah agar Indonesia bersih dari sampah,” ujar Nasir.

Menristekdikti menambahkan kehadiran PLTSa Merah Putih Bantargebang ini diharapkan dapat menjadikan DKI Jakarta dan Bekasi bersih dari sampah. PLTSa ini merupakan program rintisan yang kemudian dapat dikembangkan untuk pengelolaan sampah baik di kota maupun dapat dikembangkan skala lebih kecil untuk pedesaan.

Seemntara itu, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan justru menegaskan kalau saat ini Indonesia sedang darurat sampah. Kehadiran PLTSa ini adalah langkah pemerintah untuk mengatasi masalah sampah yang saat ini telah menjadi masalah nasional.

Menko Luhut berharap BPPT dapat membangun PLTSa dengan kapasitas pengelolaan sampah yang lebih besar, yakni 1.500 ton sampah per hari.

Ia menambahkan pengelolaan sampah tidak hanya dapat fokus pada faktor teknologi saja, namun sisi budaya juga harus diperhatikan, dimana budaya hidup bersih harus ditumbuhkan mulai dari level keluarga.

Kepala BPPT Hammam Riza mengungkapkan ‘pilot project’ PLTSa Merah putih ini dibangun dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 100 ton per hari dan akan menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt hour

Diungkap oleh Hammam bahwa pembangunan Pilot project ini berlangsung dalam waktu cepat yakni satu tahun, dan merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi termal yang sudah proven.

“Pilot Project ini merupakan hasil kajian desain Tim BPPT. Saat ini plant masih dalam kondisi commissioning, yang tentunya masih ada beberapa komponen atau proses yang perlu disempurnakan untuk PLTSa ini berjalan dengan lancar.” (LF)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*