JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno mengatakan tingkat kesulitan soal Ujian Nasional (UN) pada tahun ini tidak berubah dibandingkan tahun lalu.
“Tidak ada perubahan distribusi tingkat kesukaran soal dari tahun sebelumnya. Komposisi soal berdasarkan level kognitifnya, 10%-15% untuk penalaran, 50%-60 % untuk aplikasi, serta 25%-30% untuk pengetahuan dan pemahaman,” tandasnya.
Menurut Totok, tantangan lain dari UN adalah mengujikan soal-soal yang mengukur keterampilan berpikir kritis atau disebut juga dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS).
BACA JUGA:
- Dr. Osbin Samosir, M.Si Ajak Siswa SMA Global Prestasi Tidak Golput
- 720 Siswa SMP di Jateng Ikuti Kawah Kepemimpinan Pelajar
- Dua Primodialisme Paling Sensitif di Indonesia
“Keterampilan ini sangat diperlukan oleh anak-anak kita agar mampu adaptif terhadap perubahan dunia yang begitu cepat,” tuturnya.
Ia menegaskan dalam beberapa tahun terakhir, sebenarnya Kemendikbud sudah mengenalkan soal-soal HOTS dalam penyelenggaraan UN. Asesmen dengan model HOTS ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam survei internasional, khususnya hasil PISA (Program for International Student Assessment).
Selain itu, soal HOTS merupakan salah satu tuntutan keterampilan dalam pembelajaran abad 21, yakni berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. (ML)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu.
Leave a Reply