DELFT, KalderaNews.com – Pada Sabtu, 16 Maret 2019 lalu, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Delft (PPI Delft) Belanda, bekerja sama dengan X TU Delft, menghelat InDelftnesia 2019, acara tahunan festival budaya Indonesia di Freetown Building-X, Delft University of Technology (TU Delft), Kota Delft, Belanda.
Didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Den Haag, Indonesia Diaspora Network – The Netherlands, Indofood, Bank Negara Indonesia, Prins Bernhard Cultuurfonds, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda (PPI Belanda), Salero Minang, dan Pempek Elysha, InDelftnesia 2019 membawa tema “Archipelago Wonder: Impeccable Diversity.”
Melalui tema ini, InDelftnesia 2019 bertujuan untuk mengangkat keindahan Indonesia sebagai negara kepulauan yang tertanam di dalam slogan Bhinneka Tunggal Ika. Pengunjung dapat melihat dan merasakan indahnya keberagaman dan kemajemukan Indonesia yang meskipun berbeda satu sama lain (pakaian, makanan, bahasa, maupun adat istiadat lokal) namun dapat bergerak maju bersama-sama dalam nama Indonesia.
BACA JUGA:
- Mama-mama Gaul “Willkommen in Berlin” Menikmati Seni Membatik Indonesia
- Film Harus Jadi Media Inspirasi dan Literasi untuk Guru dan Siswa
- PT. KAI Siap Boyong Kereta Hydrogen ke Indonesia
“Saat berbicara tentang Indonesia, sifat kepulauan tidak akan bisa kita pungkiri. Indonesia sangat diberkahi dengan keberagaman yang berlimpah. Dan tema InDelftnesia 2019 ini dipilih berdasarkan suatu perasaan, yaitu kerinduan akan Tanah Air dan keindahan yang dimiliki oleh ibu pertiwi. Oleh karena itu, InDelftnesia 2019 mengajak seluruh pengunjung untuk merasakan langsung keajaiban dan keindahan yang ada di dalam negara kepulauan nun indah, yang terletak kurang lebih 11 ribu kilometer dari kota Delft ini,” ujar Ingrid Rosalyn Indriana Sitorus, Ketua Panitia InDelftnesia 2019 pada KalderaNews.
Sementara itu I Gusti Agung Wesaka Puja selaku Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LB & BP) Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda yang juga hadir dalam InDelftnesia 2019 memberikan testimoni yang senada.
“Mahasiswa PPI Delft yang sebagian besar belajar mengenai teknologi untuk masa depan, namun tetap mengindahkan masa-masa lalu layaknya ke-4 Punakawan. InDelftnesia 2019 adalah sebuah lompatan yang luar biasa bagi adik-adik PPI Delft. Selamat atas acara InDelftnesia 2019, semoga sukses!” ujarnya.
Pada dasarnya, InDelftnesia 2019 mengajak pengunjung merasakan Indonesia (experience Indonesia) melalui dua produksi besar: Onstage dan Offstage.
Pada produksi Offstage, pengunjung dapat merasakan Indonesia menggunakan kelima indera yang mereka miliki di dalam exhibition, workshop dan food bazaar. Bertemakan “Five Senses”, pengunjung dapat merasakan Indonesia dengan penglihatan melalui pameran beragam jenis kain batik, wayang kulit, dan pakaian adat yang ditampilkan.
Adapun dengan penciuman melalui aroma kopi-kopi dan rempah-rempah dari berbagai daerah di Indonesia, pendengaran dari angklung dan alat-alat musik tradisional Indonesia, pengecapan melalui workshop sate dan bazaar kuliner Indonesia, serta sentuhan melalui workshop batik, anyaman, dan berbagai permainan tradisional Indonesia.
“Saya dapat menyimpulkan bahwa kata kunci dari acara ini adalah keberagaman. Teman-teman PPI Delft ingin memperkenalkan betapa beragamnya negara Indonesia yang sangat kaya ini yang terdiri dari 17.000 lebih pulau, lebih dari 700 bahasa daerah, dan lebih dari 300 suku bangsa. Semoga kita bersama-sama dapat belajar mengenai keberagaman Indonesia melalui acara ini,” ujar Din Wahid selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda saat membuka penampilan Onstage dari InDelftnesia 2019 waktu itu.
Dalam produksi Onstage, pengunjung dihibur melalui berbagai penampilan budaya Indonesia yang dibawakan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Delft dan juga rekanan-rekanan PPI Delft. Penampilan Onstage dibuka oleh lagu “Tanah Airku” yang dibawakan oleh Lodimeda Kini, anggota PPI Delft yang kini sedang studi S2 di TU Delft, yang berhasil menggugah rasa haru dan rindu tanah air di tengah-tengah penonton.
Acara dilanjutkan dengan penampilan tarian-tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Sebut saja Tari Piring dan Tari Tandok Batak (oleh Wahana Budaya Nusantara Dansgroep), Tari Perang Kalimantan, Tari Janger, Tari Maumere, dan bahkan Tari Perang Papua, yang dibawakan oleh mahasiswa-mahasiswa anggota dari PPI Delft sendiri.
Penampilan yang tak bisa dilewatkan adalah drama lakon yang dibawakan oleh PPI Delft. Seperti yang telah disampaikan oleh Duta Besar Indonesia, drama tahun ini pun mengangkat salah satu kisah tradisional yang ada di Indonesia, yaitu cerita 4 Punakawan (salah satu cerita wayang yang populer di Indonesia).
Melalui drama ini, penonton tidak hanya dihibur melalui adegan-adegan yang lucu dan jenaka, namun juga disuguhkan pesan-pesan moral yang indah dan sarat makna seperti “Mburu uceng kelangan dhelek” (dalam Bahasa Jawa) yang berarti terkadang kita mengejar hal yang sebenarnya kecil namun kehilangan hal yang berharga di dalam prosesnya.
“InDelftnesia 2019 tidak hanya sebuah kegiatan budaya, tetapi juga adalah saksi terhadap Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri. Bahwa kita (anggota-anggota PPI Delft), yang meskipun berbeda-beda dalam budaya lokal, level akademik, latar belakang pendidikan, bahkan keahlian, dapat bekerja bersama dan bersatu dalam satu tujuan: yaitu memajukan Indonesia,” Agung Christy Rado Togaraja Simarmata, Ketua PPI Delft periode 2018/2019
“Dan saya rasa definisi persatuan inilah yang kita perlukan dalam kehidupan kita bersama. Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh panitia untuk kekompakan dan kerja kerasnya serta seluruh sponsor dan rekan-rekan PPI Delft untuk dukungannya terhadap InDelftnesia 2019,” pungkasnya. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply