PT. KAI Siap Boyong Kereta Hydrogen ke Indonesia

Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI), Edi Sukmoro
Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI), Edi Sukmoro dan tim menjajal kemampuan Coradia iLint, kereta hydrogen pertama buatan Jerman (KalderaNews/KBRI Berlin)
Sharing for Empowerment

HAMBURG, KalderaNews.com – Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI), Edi Sukmoro dan tim menjajal kemampuan Coradia iLint, kereta hydrogen pertama buatan Jerman. Edi menumpangi kereta tersebut dengan rute Bremervӧrde dan Buxtehude dan melaju pada kecepatan 80 km/jam. Rute sepanjang 40 km di negara bagian Lower Saxony, Jerman ini ramai diisi oleh para commuters yang umumnya bekerja di Hamburg.

“Setiap hari ada dua kereta hydrogen yang beroperasi di rute Cuxhaven, Bremerhaven, Bremervӧrde, dan Buxtehude. Total jarak tempuhnya sekitar 100 km. Dengan kapasitas penumpang 150 orang, kereta ini normalnya berkecepatan 140 km/jam. Namun untuk rute Bremervӧrde – Buxtehude, kecepatan maksimal yang diperbolehkan hanya 80 km/jam,” begitu penjelasan Stefan Schrank, Project Manager Coradia iLint, yang menemani Delegasi KAI selama kunjungan.

Coradia iLint dibangun oleh Alstom, perusahaan multinasional asal Perancis, dengan pembiayaan dari pemerintah Federal Jerman. Pembangunan kereta tersebut didukung oleh pemerintah negara bagian Lower Saxony, serta Eisenbahnen und Verkehrsbetriebe Elbe-Weser GmbH (EVB), selaku operator penyedia jasa transportasi kereta api di kota Bremervӧrde, Jerman. Sejak bulan September 2018 sampai dengan saat ini, Coradia iLint telah menempuh jarak sepanjang 65 ribu km atau 81 kali perjalanan Jakarta-Surabaya.

BACA JUGA:
Inilah Profil Lengkap Frederika Alexis Cull, Pemenang Putri Indonesia 2019
Gamelan Jadi Mata Kuliah Idaman Mahasiswa di Seoul
Film Harus Jadi Media Inspirasi dan Literasi untuk Guru dan Siswa

Lebih lanjut Stefan menjelaskan bahwa kereta hydrogen ini sangat ramah lingkungan. Kereta tersebut menggunakan elektrifikasi melalui proses kombinasi hidrogen dan oksigen sehingga emisi yang dikeluarkan adalah air. Bahan baku utama yang digunakan adalah Hydrogen yang berasal dari biomass ataupun sumber-sumber energi berkelanjutan seperti energi angin dan matahari.

“Nilai investasi kereta ini cukup kompetitif. Dari harga belinya memang kereta ini lebih mahal dari kereta diesel. Namun biaya pengoperasiannya cukup rendah karena tidak menggunakan grid listrik dan mesin diesel. Selain itu biaya maintenance nya pun murah. Sehingga bila dihitung secara total biaya investasi untuk kereta ini justru lebih murah” kata Stefan. 
Negara bagian Lower Saxony sudah memesan 14 kereta Coradia iLint yang akan tersedia pada tahun 2021. Beberapa negara bagian di Jerman sudah menandatangani kontrak pemesanan kereta hydrogen. Beberapa negara di dunia juga telah menyatakan ketertarikan yaitu Austria Inggris, Belanda, Denmark, Norwegia, Italia dan Kanada.

“Luar biasa kereta ini. Satu langkah lebih maju dari teknologi elektrifikasi yang selama ini kita lihat yang menggunakan baterai. Kami siap untuk bekerjasama dengan Alstom Jerman dan  kami siap untuk membawa kereta hydrogen pertama di dunia ke Indonesia“ komentar Edi.

Indonesia merupakan negara Asia pertama yang secara serius menunjukkan ketertarikannya pada kereta hydrogen Coradia iLint. Ini bukan kali pertama Indonesia melakukan penjajakan kereta ini. Sebelumnya,  Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, pada tanggal 4 Desember 2018 juga telah bertemu dengan Alstom Jerman dan berkunjung ke Bremervӧrde untuk mencoba kereta tersebut. 

“Sudah saatnya Indonesia juga mengunakan hydrogen sebagai bahan bakar sektor transportasi, khususnya untuk kereta. Kehadiran kereta hydrogen di Indonesia dapat menjadi bagian dari pembangunan sektor transportasi yang berkelanjutan“, ujar Dubes Oegroseno. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*