Pertanian Konservasi Efektif Hadapi Perubahan Iklim Ekstrem

Pertanian Konservasi Efektif Hadapi Perubahan Iklim Ekstrem
Melkior Lake, petani di Desa Camlong Village di depan kebun jagung yang menerapkan pertanian konservasi (KalderaNews/FAO Indonesia)
Sharing for Empowerment

KUPANG, KalderaNews.com – Sejak 2013 Kementerian Pertanian dan Pemprov Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat bersama FAO telah bekerja dengan lebih dari 16.000 petani kecil untuk membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim menggunakan teknik khusus yang disebut pertanian konservasi.

Pendekatan baru ini membantu para petani untuk menghadapi perubahan cuaca ekstrem, sambil meningkatkan produksi dan memperbaiki tanah mereka. Dengan dukungan dari FAO dan USAID, hampir 800 kelompok tani di 28 kabupaten di NTT dan NTB memperkuat pemahaman dasar petani untuk melaksanakan Pertanian Konservasi (PK).

“Dengan pertanian konservasi, penggunaan air dihemat, tanah dilestarikan, dan penggunaan pupuk semakin efektif. Sistem ini akan berkelanjutan guna melindungi tanah, air, dan lingkungan, ” ungkap Gubernur Provinsi NTT, Victor Laiskodat di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Di antara petani termiskin di Indonesia, petani kecil yang terlibat dalam pertanian konservasi meningkatkan produktivitas jagung mereka menjadi lebih dari 4 – 5 ton dengan menggunakan pertanian konservasi selama puncak kekeringan ketika El Nino pada 2015 dan 2016, sementara itu dengan metode tradisional hanya memberi 2,5 ton atau bahkan kurang.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*