YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Proses pembelajaran secara daring (e-learning) telah dilakukan di berbagai perguruan tinggi Indonesia dan ke depannya akan jauh lebih banyak perguruan tinggi yang mengadopsi sistem ini..
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir berharap dengan e-learning Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia bisa lebih tinggi dari APK saat ini (34,58).
“Kita berharap e-learning akan mampu meningkatkan APK Pendidikan Tinggi Indonesia,” ujar Menteri Nasir saat Peresmian Gedung Baru Development of Education in Seven Universities Project (7 in 1 Project) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) baru-baru ini.
Karena itu, sistem pembelajaran secara E-learning juga harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi dosen. Mahasiswa yang dihadapi dosen saat ini adalah mahasiswa generasi milenial dan generasi Z. Oleh karena itu, dosen harus meningkatkan kompetensi keilmuan serta melakukan inovasi metode pembelajaran.
“Saya sampaikan amat penting untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi dosen. Kita harus bisa melakukan evaluasi diri, ada di mana posisi kita dibandingkan dengan negara lain, sehingga hal ini bisa dimanifestasikan kepada para mahasiswa agar mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih bermakna bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia,” ungkap Menristekdikti.
Sementara itu dari sisi mahasiswa, yang harus dibenahi adalah kesiapan belajar mandiri mahasiswa. Karena dalam pembelajaran daring lebih banyak mengadopsi istilah self-directed learning, Maka, self-directed learning mahasiswa menjadi penting.
Nasir percaya mahasiswa Indonesia sudah tidak asing dengan perkembangan teknologi, sehingga mereka dapat lebih adaptif pada penggunaan online learning. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply