SUMBA BARAT, KalderaNews.com – Berdasarkan hasil uji kemampuan membaca di 12 sekolah se-daratan Sumba Barat (Riset ACDP Indonesia:2016) diperoleh fakta bahwa hanya sepertiga siswa kelas 2 yang mampu membaca sesuai dengan yang diharapkan.
Standarnya, anak kelas 2 seharusnya sudah mampu membaca nyaring 15-20 kalimat dengan pengucapan dan intonasi yang benar. Ketidakmampuan membaca inilah yang sebenarnya menjadi akar permasalahan mengapa terjadi kesulitan komunikasi dan kesulitan siswa dalam memahami sebuah pesan atau informasi.
Prihatin dengan fakta masih rendahnya tingkat literasi di Sumba Barat, Kepala Dinas Pendidikan Sumba Barat Sairo Umbu Awang mengusulkan alokasi APBD untuk pendidikan Sumba Barat lebih besar diperuntukkan bagi peningkatan kemampuan literasi dan numerasi bagi siswa sekolah dasar, terutama kelas awal. Usulan ini sampaikan di hadapan anggota Komisi C DPRD, Sekda, Bappeda yang hadir pada kegiatan Konsultasi Publik Hasil Analisis Dana Fungsi Pendidikan Sumba Barat di Aula Kantor Bupati Sumba Barat, Jumat, 27 Juli 2018.
Total APBD Sumba Barat pada tahun 2018 adalah 840 milyar. Jumlah ini naik kurang lebih 70 milyar dari tahun 2017 sebanyak 779 milyar. Dari total APBD, dana yang dihabiskan untuk pendidikan pada tahun 2018 mencapai 169 milyar atau 20,2 persen. Alokasi ini merupakan alokasi kedua terbesar di bawah bidang kesehatan 189 milyar.
Dana terbesar pendidikan dialokasikan untuk manajemen yaitu 135 milyar pada tahun 2016, 99 milyar pada tahun 2017 dan turun menjadi 95 milyar pada tahun 2018. Porsi terbesar alokasi tersebut dihabiskan untuk gaji PNS dan Non PNS Pendidikan. Untuk 2018, Gaji non PNS menyerap anggaran kurang lebih 18 milyar dan PNS 11 milyar.
Di bawah manajemen, alokasi terbesar adalah untuk pembiayaan akses pendidikan berupa sarana dan prasarana: 24 milyar pada tahun 2016, 46 milyar pada tahun 2017 dan meningkat menjadi 29 milyar pada tahun 2018.
Sayangnya untuk peningkatan mutu pembelajaran alokasinya masih amat sedikit. Tahun 2016, dana yang dialokasikan 2,8 milyar, tahun 2017 menurun menjadi 0.2 milyar dan pada tahun 2018 hanya mencapai 1,6 milyar atau 0.19% dari total APBD Sumba Barat 840 milyar.
Rendahnya alokasi untuk mutu pembelajaran ini realitanya belum menjawab permasalahan sebenarnya. Tingkat literasi siswa Sumba secara keseluruhan, termasuk Sumba Barat, masih rendah. Kabupaten yang tergolong tertinggal ini memiliki tingkat tidak literate atau illiterasi cukup tinggi.
Sekretaris Komisi III C DPRD Sumba Barat, Kedu Wawo, yang agak terkejut dengan data-data illiterasi spontan meminta Pemda Sumba Barat berupaya keras mengatasinya. Keinginan tersebut ditanggapi dengan antusias oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumba Barat dengan usulan meningkatkan alokasi dana APBD untuk program literasi dan numerasi terutama bagi siswa pendidikan dasar.
“Kalau dulu alokasinya lebih mengarah ke pembangunan fisik ke depan, dengan dasar hasil analisis dan pertemuan hari ini, harus diubah ke peningkatan literasi dan numerasi siswa,” usulnya.
Saran agar program literasi menjadi fokus untuk kegiatan pendidikan Sumba disetujui oleh semua peserta forum yang dihadiri oleh banyak unsur pemerintah, pendidik dan LSM, Bappeda, Sekda, Anggota DPRD, perwakilan Save The Children, Inovasi dan lain-lain. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply