SERPONG, KalderaNews.com – BPK PENABUR telah malang melintang selama 68 tahun dalam dunia pendidikan dan berpengalaman menghadapi berbagai era dalam pelayanannya mencerdaskan rakyat Indonesia. 68 tahun bukan waktu yang singkat. Bertahan dalam rentang waktu panjang dan tetap eksis dengan kualitas bukan pekerjaan gampang.
“Kalau bicara PENABUR selama 68 tahun bisa bertahan, pertama-tama ini adalah karena anugerah Tuhan. Kami diberi kesempatan, diberikan izin oleh Tuhan. Dengan segala keberagaman yang kami miliki, mulai oleh pendiri yayasan, pengurus, guru dan siswa, kami bisa mempertahankan suatu pola pendidikan yang khas kita. Kita menjadi lembaga pendidikan Kristen yang unggul dalam Iman, Ilmu dan Pelayanan. Kami terus menjaga kualitas dari tahun ke tahun,” tandas Ketua BPK PENABUR Jakarta, Adri Lazuardi di acara talkshow bertajuk “Education 4.0: Challenges and Opportunities in Diversity” di Panggung Unity Summarecon Mall Serpong, Jl. Boulevard Gading Serpong, Sentra Gading Serpong, Pakulonan Barat, Kelapa Dua, Tangerang, Banten Sabtu, 21 Juli 2018.
Selain dirinya, hadir pada acara ini para narasumber yang paham betul tentang dunia pendidikan Indonesia, seperti Tokoh Perempuan, Nahdilin dan Akademisi, Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D, CEO Anantara International Resource, AC Mahendra K Datu, 21th Century Learning Expert, Education Consultant, Indra Charismiadji dan Deputi Direktur Pelaksana BPK PENABUR Jakarta, Elika Dwi Murwani.
BACA JUGA:
- Benarkah BPK PENABUR Jakarta Siap Menghadapi Revolusi Industri 4.0?
- Inilah Prestasi yang Layak Dibanggakan di HUT ke-68 BPK PENABUR
- Sekolah di Jakarta dengan Segudang Prestasi di Olimpiade Sains Nasional 2018
- BPK PENABUR Jakarta “Rumah Besar” Keberagaman
Pada KalderaNews ia menegaskan, “Revolusi industri 4.0 ini adalah era yang tidak bisa kita hindari. Era yang harus kita hadapi dan tentunya dunia pendidikan berada dalam pergumulan yang luar biasa. Di balik era teknologi ini, guru adalah kunci yang utama karena teknologi tidak bisa mengajarkan karakter. Dalam dunia teknologi yang akan datang pun selalu penting untuk bisa melihat the man behind the gun. Orang yang menggunakan teknologi itu adalah orang yang seharusnya secara moral dan karakter siap menggunakan teknologi.”
Kalau tidak, imbuh pria yang akrab disapa Pak Adri, akan banyak intoleran yang lebih unggul karena menggunakan teknologi yang salah. Ia lantas menegaskan dunia pendidikan di BPK PENABUR Jakarta mempersiapkan anak-anak dengan pendidikan karakter berbasis Kristiani. Diharapkan, ilmu yang dimiliki para siswa sejalan dan selaras dengan karakter yang diajarkan.
Ia pun meyakinkan bahwa BPK PENABUR Jakarta melalui sekolah-sekolahnya berupaya menyiapkan generasi muda berkarakter unggul yang disebut dengan karakter BEST (Be tough, Excel Worldwide, Share with Society dan Trust in God). Generasi dengan karakter BEST inilah yang akan terus dikembangkan dan dilahirkan oleh BPK PENABUR Jakarta dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Ia lantas mencontohkan bagaimana BPK PENABUR Jakarta selama ini telah melahirkan generasi-generasi yang kreatif, salah satunya seorang peserta didik di BPK PENABUR Gading Serpong Tangerang yang berhasil menciptakan alat bantu untuk penyandang tuna netra dan buta warna.
“Ini adalah penemuan yang luar biasa, seorang anak menemukan alat bantu itu ketika mencoba berempati pada kakak kelasnya yang buta warna, melakukan riset selama tujuh bulan dan sekarang sedang diuji coba di Amerika,” jelas Adri.
Guna melahirkan generasi-generasi masa depan yang kreatif, tandasnya, era revolusi industri 4.0 memang tidak bisa disikapi dengan cara yang sembarangan. BPK PENABUR Jakarta telah menyiapkan infrastruktur dan memberikan pembelajaran-pembelajaran hingga student center yang ada di tiap sekolah. Dengan begitu, peserta didik juga bisa belajar mandiri dan para guru terus menjadi guru-guru yang mendorong mereka untuk mencari pengetahuan itu sendiri.
“Di era revolusi industri 4.0 kita ingin melahirkan generasi muda yang cerdas dan mampu menggunakan teknologi dengan benar dan baik. Kita juga menguatkan mereka dengan pendidikan karakter berbasis Kristiani. Dengan demikian, dengan penguatan karakter, kita berharap mereka menjadi orang-orang yang menggunakan teknologi dengan beradab dan menggunakan kemampuan untuk kemajuan bangsa dan negara,” pungkasnya. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply