Dengarlah, Irama Pasir Berbisik di Gunung Bromo

Sharing for Empowerment
Wisatawan asing di mengabadikan keindahan Gunung Bromo (KalderaNews/Js de Britto)

BROMO, KalderaNews – Tiupan angin menggugah hamparan pasir nan luas. Hembusannya mengayun, membangunkan butiran-butiran pasir halus dan membawanya terbang. Mereka menciptakan tarian, memberikan persembahan bagi pucuk-pucuk yang berada di pusatnya.

Angin dan pasir terus berpadu laksana sepasang kekasih yang tengah bercumbu. Mereka menciptakan suara yang lembut, seperti bisikan untuk menghormati kekuasaan alam. Iramanya yang sering disebut “pasir berbisik” mengisyaratkan eksistensi dan penyerahan diri kepada puncak-puncak yang menjadi pusaka.

Angin dan pasir berpadu, ciptakan tarian dan irama pasir berbisik nan magis. Foto ini diambil dari puncak Bromo. (KalderaNews/AC)

Suasana magis nan mempesona inilah yang membuat kawasan Gunung Bromo menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Bentuknya yang menyerupai mangkuk berisi puncak-puncak di tengah hamparan pasir menjadi daya tarik tersendiri bagi kawasan ini. Puncak-puncak itu adalah Batok, Bromo, Widodaren, Mungal, dan Watangan.

Adanya pura di tengah lautan pasir pun turut membangun suasana keramat gunung yang masih disucikan oleh Suku Tengger. Apalagi jika wisatawan dapat berkunjung saat diadakannya upacara tradisional, tentu suasana sakral akan sangat terasa kental.

Pemandangan kawasan Gunung Bromo saat matahari terbit. (KalderaNews/JS de Britto))

Demikian pula ketika matahari mulai terbit maupun hendak tenggelam, pengunjung dapat menikmati keagungan puncak Bromo dan sekitarnya. Panorama ini dapat dilihat pengunjung dari barisan igir-igir yang mengitarinya, seperti Bukit Cinta dan Penanjakan.

Setiap saat, obyek wisata yang terletak di Jawa Timur itu tidak pernah sepi pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Tidak sedikit dari mereka juga membuat kemah di sekitar obyek wisata ini.

Menuju puncak untuk melihat kawah Gunung Bromo dapat dicapai oleh wisatawan dengan menaiki tangga atau memanjat di lerengnya. (KalderaNews/AC)

Pengunjung dapat memanfaatkan moda transportasi berupa mobil jeep atau motor tril untuk mencapai kawasan Gunung Bromo. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki atau menunggang kuda untuk mencapai tangga menuju bibir kawah Bromo.

Keseruan berswafoto dengan latar bukit Telettubies. (KalderaNews/AC)

Selain Puncak Bromo, pengunjung juga dapat menikmati kawasan bukit Teletubbies yang tidak jauh dari lokasi Gunung Bromo. Di area area ini pengunjung dapat berswafoto dengan latar bukit Teletubbies nan hijau. Begitu pula di area pasir berbisik, pengunjung pun dapat berswafoto ria bersama hembusan pasir yang menyerupai wilayah gurun.

Tidak hanya kawasan Gunung Bromo, jika masih memiliki banyak waktu luang, pengunjung juga dapat melanjutkan pendakian ke Gunung Semeru. Tentu saja dibutuhkan ekstra tenaga dan biaya untuk mencapainya. (AC)


* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*