JAKARTA, KalderaNews.com – Korupsi adalah kejahatan luar biasa karena merampas hak-hak rakyat untuk sejahtera. Oleh sebab itu, pendidikan seharusnya mampu membawa perubahan pola pikir dan pola tindak manusia Indonesia menjadi lebih bermartabat dan mampu mempertanggungjawabkan perilakunya di hadapan Allah dan manusia. Pendidikan Kristen seharusnya mengutamakan keseimbangan prioritas antara peningkatan kapasitas kognitif serta pembentukan pribadi yang berkarakter.
“Bersyukur beberapa sekolah Kristen masih mempertahankan ranking atas dalam saingan yang berat, sekalipun kita harus siap bersaing dengan semakin banyak sekolah negeri yang sudah lebih unggul dari kita. Namun jangan sampai dilupakan bahwa mendidik orang menjadi pemimpin bukan hanya pada aspek pengetahuan dan ketrampilan atau skillful, tetapi juga harus mengedepankan aspek ketulusan dan integritas,” tandas Ketua Umum Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia, Ir. David J. Tjandra, M.A. di puncak Perayaan Bulan Pendidikan Kristen di Indonesia (BPKI) dan HUT Ke-68 Majelis Pendidikan Kristen (MPK) di Grha Oikoumene Lantai 5 (Gedung) PGI, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Juni 2018 lalu.
BACA JUGA:
Suara Emas Siswa Penabur Semarakkan HUT MPK Ke-68 2018
Adri Lazuardi: Tujuan Pendidikan Bukan Mengeluarkan Anak dari Sekolah
Dalam konteks pendidikan Kristen, imbuhnya, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga atau orang tua, sekolah dan Gereja. Oleh sebab itu, setiap pemangku kepentingan harus mengambil peran masing-masing yang bermuara untuk menumbuh-kembangkan karakter anak dalam menghadapi dampak negatif dari perkembangan peradapan, lebih-lebih di era disruptif.
Tidak sedikit para pemimpin yang dihasilkan dari proses pendidikan ternyata malah menjadi “benalu”, menjadi beban bagi bangsa Indonesia. Korupsi merajalela dimana-mana. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, masyarakat kristiani dipanggil untuk memngisi kemerdekaan dengan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
“Untuk inilah Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK) pada HUT ke-68 meresa perlu untuk membangun kesadaran bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa pendidikan karakter jujur dan berintegritas untuk memerangi atau mencegah tindakan korupsi perlu dilakukan sejak dini dari keluarga dan sekolah karena pembangunan karakter tidak terjadi secara instan atau pun lewat seminar-seminar, tapi lewat peneladanan dan pembiasaan yang pada akhirnya melahirkan karakter.”
Senada, Ketua Panitia Bulan Pendidikan Kristen di Indonesia (BPKI) dan HUT Ke-68 Majelis Pendidikan Kristen (MPK), Arion M. Hutagalung, M.A. menegaskan, ditetapkannya tema BPKI 2018 “Pendidikan Karakter Sebagai dasar Pembangunan Manusia Indonesia yang Berintegritas” dengan subtema “Mengembangkan Pendidikan Karakter Kristiani Sejak Dini dalam Komunitas Keluarga dan Sekolah di Era Disruptif” adalah upaya konkret untuk memperbaiki peran pendidikan Kristen dalam menumbuh-kembangkan karakter kristiani yang berintegritas bagi anak-anak.
“Pendidikan karakter yang yang berlandaskan nilai-nilai kristiani harus mendapat perhatian yang sangat serius mengingat perkembangan peradapan manusia yang sangat pesat dan memengaruhi setiap pribadi,” tegasnya.
Pada saat yang sama ia pun mengaku prihatin dengan permasalahan yang cukup pelik seputar dekadensi moral, mulai dari kenakalan remaja, pornografi, peredaran narkoba, perkelahian antar siswa atau kelompok masyarakat, maraknya ujaran kebencian, maraknya berita-berita hoax hingga kasus korupsi yang narak di negeri ini.
Prihatin dengan kasus korupsi yang makin marak, MPK menggelar Deklarasi Anti-Korupsi yang disaksikan oleh Komisioner KPK, Saut Situmorang. Acara Deklarasi Anti-Korupsi diikuti oleh para pengurus MPK, perwakilan siswa dan perwakilan guru dari sekolah yang ada di bawah naungan MPK. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply