Kadisdik Sumba Timur: Permasalahan Lokal Perlu Solusi Lokal

Sharing for Empowerment
Kadis Pendidikan Sumba Timur, Yusuf Waluwanja bersama para guru honorer “Program Rintisan Pembelajaran Menggunakan Multi Bahasa Bagi Siswa Penutur Bahasa Daerah” di Hahar, Sumba Timur (KalderaNews/Inovasi).


SUMBA, KalderaNews.com – Setelah mengikuti sesi sintesa masalah-masalah pendidikan di Sumba Timur dengan menggunakan pendekatan PDIA, Kadis Pendidikan Sumba Timur, Yusuf Waluwanja sangat tertarik menerapkan pendekatan tersebut pada kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang sedang digalakkan oleh Dinas.

PDIA (Problem Driven Iterative Adaptation) adalah sebuah pendekatan yang digunakan program pendidikan Inovasi. Di Sumba Timur, pendekatan PDIA dan jenjang-jenjangnya digunakan untuk mencari akar masalah dan membuat solusi dari realita kesulitan anak-anak berbahasa daerah dalam lingkup pengantar pembelajaran di kelas yang memakai Bahasa Indonesia.

Kadis Pendidikan Sumba Timur yang selama seharian mengikuti proses sintesa mengungkapkan rasa optimismenya pendidikan di Sumba akan lebih baik.

“Kalau kita lakukan aktivitas-aktivitas berdasarkan pendekatan PDIA atau pendekatan menemukan solusi lokal untuk permasalahan lokal ini dengan konsisten, saya yakin solusi masalah pendidikan kita akan kita dapatkan dengan cepat,” terangnya.

“Dalam dua atau tiga tahun ke depan, kalau dijalankan dengan konsisten progam solusi itu, saya yakin hasilnya sudah juga kelihatan,” imbuhnya optimis di hadapan semua peserta sintesa “Program Rintisan Pembelajaran Menggunakan Multi Bahasa Bagi Siswa Penutur Bahasa Daerah” di Hahar, Sumba Timur baru-baru ini.

Oleh karena itu, Kadis Pendidikan menyarankan sebelum menyusun kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru), aktivitas-aktivitas model pendekatan PDIA juga dilakukan. Para guru bisa mengidentifikasi dulu masalah yang terdapat pada pembelajaran mereka, lalu menyusun agenda KKG berdasarkan masalah tersebut dengan tool-tool seperti pada PDIA.

Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan ajang pertemuan guru untuk meningkatkan kompetensi mereka. Mereka bisa saling belajar dengan membahas materi materi pembelajaran, RPP dan sebagainya. Sayangnya, selama ini banyak kritikan bahwa KKG yang dilaksanakan para guru tidak berjalan efektif karena tidak rutin diadakan dan tidak dirancang dan terstruktur dengan baik. (JS

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*