Kidung Duka Guru Honorer di Sumba, Mengajar Sambil Jualan Kue

Sharing for Empowerment

Mereka juga amat haus pembelajaran dan pelatihan agar bisa meningkatkan kompetensi mereka yang mereka rasa masih sangat kurang. Di kecamatan Hahar, tempat sekolah tersebut, internet masih sangat susah dicapai. Sinyal telepon hanya bisa dicapai di beberapa titik tertentu saja sehingga informasi pendidikan juga susah diakses.  

“Saya di sekolah harus mengajar memakai K13, sedangkan saya belum pernah menerima pelatihan tersebut dan juga susah mendapatkan akses informasi. Akhirnya untuk mengatasi kelemahan saya, saya belajar dari teman saya, ibu Servina,” ujar ibu Yuli.

Mereka juga mengatakan bahwa pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG), sebagai ajang untuk meningkatkan kompetensi guru,  kurang rutin dilakukan oleh sekolah. Hal ini, menurut mereka kemungkinan karena kurangnya dana. Di sekolah mereka, KKG dilakukan rata-rata cuma satu kali per satu semester.

“Oleh karena itu, kami berharap Inovasi, setelah kegiatan eksplorasi masalah-masalah kami ini, melatih kami untuk membuat kami lebih kreatif, mengajar dan mengelola kelas dengan lebih baik, ” harap Ibu Mardiana.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*