Kidung Duka Guru Honorer di Sumba, Mengajar Sambil Jualan Kue

Sharing for Empowerment

Untuk meningkatkan kompetensinya, ia melanjutkan kuliah PGSD jarak jauh yang ia tempuh mulai 2006 dan selesai pada tahun 2013 atau selama tujuh tahun. Biaya kuliahnya 750 ribu per bulan. Uang honor yang ia terima per triwulan dari sekolah sebenarnya tidak cukup untuk membiayai hidup dan SPPnya tersebut. Akhirnya ia mengajar sambil jualan kue. Ia sempat ambil cuti semester beberapa kali karena tak kuat dengan biaya kuliahnya.

Demikian juga ibu Kartini.  Ia sudah menjadi guru honorer 12 tahun. Mulai tahun 2005. Gaji honorernya juga tak cukup untuk membayar kehidupan sehari-hari dan kuliah S1 PGSD yang ia tempuh, sehingga beberapa kali mengambil cuti semester. Hal yang sama juga terjadi pada Ibu Yuli.

Mereka adalah para guru kelas awal yang memiliki dedikasi tinggi untuk membuat anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik. Tanpa banyak digaji, dengan beban kehidupan modern yang amat tinggi, mereka tetap bekerja sepenuh hati dan tetap melanjutkan kuliah untuk meningkatkan kapasitas mereka. Mereka sudah menisbahkan dan mendedikasikan dirinya untuk mencerdaskan anak didik. 




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*